Liputan6.com, Beijing - Keputusan yang dikeluarkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengakhiri 'drama' perebutan kereta cepat (High Speed Railways/HSR) Jakarta-Bandung yang melibatkan dua negara: Tiongkok dan Jepang.
Jokowi memutuskan, rute Jakarta-Bandung yang berjarak 150 km cukup menggunakan kereta menengah yang melesat dengan kecepatan 200 -250 km/jam. Bukan 300-350 km/jam.
Jokowi menyatakan tetap akan mengembangkan kereta cepat, namun untuk jarak jauh, seperti rute Jakarta-Surabaya.
Liputan6.com baru-baru ini mewawancarai Zhao Guotang, Deputy Chief Engineer China Railway terkait peran kereta cepat bagi perkembangan Tiongkok. Juga, apa keuntungan yang bisa didapat jika Indonesia memiliki moda transportasi seperti itu.
Menurut dia, kereta cepat adalah moda transportasi yang efisien. Masyarakat bisa sampai ke tempat tujuan dalam waktu lebih pendek. Memangkas perjalanan dari tempat kerja menuju rumah, sehingga bisa lebih sering berkumpul bersama teman dan anggota keluarga.
Zhao menceritakan, saat ia masih kuliah dulu, butuh perjalanan lama dari kampung halamannya ke lokasi sekolah.
"Di dalam kereta dulu, kami biasanya duduk di lantai, atau bahkan di kamar mandi. Kereta selalu penuh sesak oleh penumpang," kata dia kepada Liputan6.com di atas kereta cepat yang melaju di rute Beijing-Shanghai, Tiongkok. "Kereta cepat menyediakan pengalaman perjalanan yang nyaman serta bermartabat."
Moda transportasi yang cepat, dia menambahkan, juga melestarikan tradisi di negaranya. "Sebab, di Tiongkok, masyarakat mengutamakan persahabatan dan kekeluargaan," kata dia.
Profesor perkeretaapian itu menambahkan, membuat konstruksi sebenarnya kereta api relatif mudah. Namun untuk mengoperasikannya dengan baik, adalah tantangannya.
"Jika manajemen operasionalnya tak efektif, itu akan mempengaruhi banyak hal: soal keselamatan, juga keuntungan yang bisa didapat," tambah dia. Zhao juga menceritakan apa saja yang dilakukan pihaknya untuk memastikan keselamatan para penumpang.
Berikut video wawancara khusus Liputan6.com dengan Deputy Chief Engineer China Railway, Zhao Guotang:
Advertisement