Rakyat Myanmar 'Berdebar' Nantikan Hasil Pemilu Terbuka Pertama

Pihak internasional memuji pelaksanaan pemilu Myanmar, kendati pelaksanaannya masih jauh dari sempurna

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 09 Nov 2015, 12:33 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2015, 12:33 WIB
Rakyat Myanmar 'Berdebar' Menantikan Hasil Pemungutan Suara
Rakyat Myanmar 'Berdebar' Menantikan Hasil Pemungutan Suara (Reuters)

Liputan6.com, Yangon - Rakyat Myanmar kini tengah berdebar-debar menunggu hasil penghitungan suara pemilihan umum terbuka pertama dalam waktu 25 tahun terakhir di negara itu.

Hasil pemilu sedang dihitung dan para pejabat terkait mengatakan, hasil penghitungan pendahuluan baru akan diketahui pada  Senin (9/11/2015) ini.

Kendati demikian, kubu oposisi Liga Nasional Demokrasi, NLD, pimpinan Aung San Suu Kyi, secara luas diperkirakan akan meraih mayoritas kursi di parlemen, sekaligus akan mengakhiri dominasi rezim militer, seperti dilansir dari BBC. 

Lebih dari 6.000 kandidat dari 90 partai telah berkampanye dan berharap untuk memenangkan 664 kursi di parlemen, dalam pemilihan pertama kali saat pemerintah sipil berhasil mengambil alih kepemimpinan pada 2011.

Namun, bagaimanapun 25 persen kursi sudah diberikan tanpa melalui proses pemilihan kepada perwakilan militer. Karena itu, NLD harus meraih suara 67% dari seluruh kursi yang diperebutkan untuk mendapatkan suara mayoritas.

Lebih dari sepuluh ribu petugas resmi dan sukarelawan kini menghitung surat suara. Hasil resmi baru bisa diketahui paling tidak beberapa hari ke depan. Sementara itu, pemilihan presiden akan berlangsung pada Februari 2016 nanti.

Suu Kyi, peraih Nobel Perdamaian, tidak akan bisa menjadi Presiden Myanmar walaupun nantinya NLD menang, karena konstitusi negara itu -- yang dirancang rezim militer -- melarangnya.

Para pengamat internasional mengatakan, proses pemungutan suara secara umum berjalan lancar dan sejumlah penyimpangan dapat ditekan.

Namun demikian ratusan ribu orang -termasuk kaum Muslim minoritas Rohingya- mengaku tidak mendapatkan hak suara, sehingga meningkatkan kekhawatiran tentang isu ketidakadilan dalam pemilu kali ini.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry, memuji pemilu Myanmar dan mengatakan langkah maju menuju demokrasi. Namun dia menambahkan, pelaksanaannya masih jauh dari sempurna.

Sekitar 30 juta orang menyalurkan suaranya dalam pemilu Myanmar yang digelar Minggu 8 November kemarin.

Partisipasi pemilih diperkirakan mencapai 80% dalam pemilu nasional pertama sejak pemerintah sipil mengambil alih kekuasaan pada 2011.

"Aku sangat gembira mendengar kemungkinan NLD menang. Aku tak bisa tidur sampai pukul 23.00 karena masih menunggu hasil," kata San Win, seorang pedagang koran. (Rie/Sun)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya