Kuda Nil Si Gembul yang Terancam Kehilangan 'Kubangan'

Perut gembul berpadu dengan mata sipit, telinga kecil, dan moncong besarnya membuat kuda nil nampak lucu.

oleh Nadya Isnaeni diperbarui 12 Des 2015, 20:21 WIB
Diterbitkan 12 Des 2015, 20:21 WIB
Kuda Nil Si Gembul yang Terancam
Perut gembul berpadu dengan mata sipit, telinga kecil, dan moncong besarnya membuat kuda nil nampak lucu.

Liputan6.com, Jakarta - Perut gembul berpadu dengan mata sipit, telinga kecil, dan moncong besarnya membuat kuda nil nampak lucu bagi sebagian orang yang belum mengenal herbivora ini. Apalagi ketika dia berkubang seharian di air tawar.

Namun jangan main-main dengan hewan tambun ini. Dia punya 2 taring besar yang mampu menggigit seekor buaya dewasa. Taringnya adalah yang terkuat di antara para mamalia apapun, bisa mencapai 40 cm.

Perut gembul berpadu dengan mata sipit, telinga kecil, dan moncong besarnya membuat kuda nil nampak lucu.

Seperti dikutip dari laman LiveScience, Sabtu (12/12/2015), meski tubuh sintalnya bisa mencapai bobot hingga lebih dari 4 ton, namun kuda nil merupakan pelari yang cukup kencang. Bisa mencapai 23 km/jam. Mereka bisa menyimpan makanan dalam perut mereka dan tak makan hingga 3 pekan lamanya.

Hewan asli Afrika ini tak bisa hidup jauh dari air. Mereka menghabiskan hingga 16 jam per hari di dalam air. Hal itu demi menjaga suhu tubuh mereka tetap dingin di tengah teriknya Afrika.

Namun kini keberadaan kuda nil mereka terancam. Afrika mulai kekurangan subsidi air. Mereka harus bersaing dengan manusia yang juga memiliki kebutuhan yang sama untuk mengairi perkebunan kapas dan tembakaunya.

Perut gembul berpadu dengan mata sipit, telinga kecil, dan moncong besarnya membuat kuda nil nampak lucu.

Belum lagi perairan ikut mengering. Seperti yang terjadi pada sungai The Great Ruaha di Taman Nasional Ruaha.

Kuda nil kini masuk dalam daftar merah spesies terancam dari International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Salah satu 'benteng' yang tersisa bagi populasi kuda nil adalah di negara-negara Afrika Timur, termasuk Tanzania, Uganda, dan Zambia. Masih ada masa depan bagi mamalia darat terbesar ketiga di dunia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya