Liputan6.com, Jakarta - Penyanyi rap Bobby Ray Simmons bikin heboh di Twitter. Rapper yang lebih dikenal sebagai B.o.B itu bersikukuh bahwa Bumi sejatinya datar, bukan bulat seperti yang selama ini diajarkan.
"Aku tak meyakininya (bahwa Bumi itu bulat)," kata dia kepada 2,3 juta pengikutnya di Twitter, seperti dikutip dari CNN, Rabu (27/1/2016).
B.o.B menyebut, seandainya Bumi memang bulat, maka lengkungan tersebut akan terlihat jelas di cakrawala.
Baca Juga
Kota-kota di kejauhan, tambah dia, juga tidak akan terlihat karena dikaburkan oleh kelengkungan bumi.
Penyanyi yang tenar dengan lagui-lagunya seperti "Nothin' on You" dan "Airplanes" tersebut juga memposting sejumlah foto yang diambil dari ketinggian.
Setidaknya ada 5 foto yang menurutnya adalah bukti planet manusia itu datar.
Salah satunya, gambar gunung yang diambil dari ketinggian.
Advertisement
Menurut dia, gambar-gambar itu menunjukkan bahwa "tak peduli di ketinggian mana Anda berada...cakrawala selalu sejajar dengan mata."
B.o.B juga menuding mereka yang tak percaya apa yang ia yakini sebagai 'domba'. Ia pun menyalahkan media yang dinilainya kurang paham.
"Aku akan melawan para pembohong terbesar dalam sejarah...Anda telah dibohongi."
Sejumlah orang mengomentari postingan B.o.B. Termasuk, astrofisikawan terkemuka Amerika Serikat, Neil deGrasse Tyson, yang menunjuk kekeliruan dalam pendapat sang rapper, juga menjelaskan sains di balik foto-foto yang diposting.
Flat Earth Society
Flat Earth Society
B.o.B bukan satu-satunya orang yang menganggap Bumi datar. Sejumlah orang yang tergabung dalam kelompok Flat Earth Society yakin benar, planet manusia tidaklah bulat.
Mereka juga menepis semua bukti yang menunjukkan Bumi itu bulat, seperti halnya foto-foto Bumi dari luar angkasa. Menurut mereka, itu tak lebih dari rekayasa konspirasi pendukung bahwa Bumi bulat yang diatur oleh Badan Antariksa AS (NASA) dan badan pemerintah lainnya.
Salah satu teori terkemuka mereka menyebut Bumi serupa piringan, di mana Lingkaran Arktik berada di pusatnya, sementara Antartika, sebuah dinding es setinggi 150 kaki atau 45,7 meter, berada di pinggirannya.
Mereka mengklaim, NASA mempekerjakan sejumlah orang untuk menjaga ketat dinding es ini, mencegah siapapun memanjatnya dan terjatuh dari piringan bumi.
Sementara siklus siang dan malam Bumi dijelaskan sebagai berikut: Matahari dan Bulan adalah benda berbentuk bulat berdiameter 51 kilometer, yang berputar di ketinggian 4.828 kilometer di atas Bumi yang datar.
Seperti lampu sorot, bola-bola langit itu menerangi bagian yang berbeda dari planet dalam siklus 24 jam. Para pendukung teori ini juga yakin ada obyek tak terlihat bernama "antimoon" (anti-Bulan) yang bertanggung jawab mengaburkan bentuk Bulan, menjadi bulan sabit misalnya.
Lebih jauh lagi, bagi mereka, gravitasi bumi tak lain tak bukan adalah ilusi. Daya tarik bumi, menurut mereka, tidak mempercepat benda ke bawah, namun piringan bumi lah yang mempercepat gerak benda 9,8 meter per detik kuadrat, didorong oleh kekuatan yang dinamakan "energi gelap".
Cara berpikir kelompok Flat Earth Society mengikuti cara pikir "Metode Zetetic", metode ilmiah alternatif yang berkembang pada Abad ke-19.
"Pada dasarnya metode ini menekankan pada rekonsiliasi antara empirisme dan dan rasionalisme, dan membuat kesimpulan logis berdasarkan data empiris," kata wakil ketua Flat Earth Society, Michael Wilmore asal Irlandia pada situs sains, Life's Little Mysteries.
Detail yang mereka mungkin konyol dan seperti gurauan, namun para pendukungnya benar-benar menganggapnya sebagai model astronomi yang lebih masuk akal daripada yang bisa ditemukan dalam buku teks.
Advertisement