26-2-1998: Matahari Menghilang, Kegelapan Melanda Venezuela

Gerhana matahari total disambut perayaan di seantero Venezuela. Namun, warga suku asli Anu menantinya dengan cemas.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 26 Feb 2016, 06:00 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2016, 06:00 WIB
Gerhana matahari total di Venezuela 26 Februari 2016
Gerhana matahari total di Venezuela 26 Februari 2016 (www.oasi.org.uk)

Liputan6.com, Caracas - Rasa penasaran, mitos, sains, bisnis, hiburan, dan teknologi mendorong ribuan orang dari seluruh dunia mendatangi pesisir timur laut Venezuela. Mereka ingin menyaksikan fenomena alam tak biasa: gerhana matahari total 26 Januari 1998.

Bayangan bulan yang menutupi matahari mulai teramati di Samudera Pasifik di tenggara Hawaii, bagian utara Amerika Selatan dan Karibia, dan berakhir di lautan Atlantik dekat Afrika -- antara Canary Islands dan Moroko.

Itu adalah gerhana matahari total kedua yang terjadi di Venezuela pada abad ke-20. Yang pertama terjadi pada 3 Februari 1916.

Fenomena alam tersebut disambut meriah di seluruh negeri. Kelompok musik dan DJ dari Eropa dan Amerika Serikat berpartisipasi dalam festival Total Eclipse -- yang didatangi kaum muda dari penjuru bumi.
 


Namun, kegelapan tiba-tiba pada siang bolong tak akan teramati dari festival itu.

Gerhana matahari total akan teramati di area danau Sinamaica, dan negara bagian kaya minyak zulia -- yang dekat dengan perbatasan Kolombia.

Zulia juga menjadi rumah bagi penduduk asli Anu. Di sana, persiapan menyambut gerhana matahari total dilakukan sama sekali berbeda. Tak ada perayaan apalagi pesta pora.

Penduduk asli Anu punya dua mitos terkait 'kegelapan' yang disebabkan gerhana. Pertama, perempuan hamil harus bersembunyi, agar bulan tak mencuri nyawa anak mereka.

Dikhawatirkan, jabang bayi akan lahir tak bernyawa. Atau, jika bulan gagal merampas hidup mereka, anak tersebut akan lahir dengan badan penuh bintik seperti permukaan rembulan.

Warga Anu juga yakin, anak-anak adalah cahaya, sehingga mereka harus mengusir kegelapan itu, dengan cara menciptakan suara-suara bising untuk menghalaunya.

Beberapa hari sebelum gerhana, para tetua adat Sinamaica mengajarkan pada anak-anak untuk menciptakan kegaduhan seheboh mungkin, menggunakan kano, dayung dan tongkat, untuk 'mengembalikan' matahari.

Gerhana matahari total di Venezuela 26 Februari 1998 (NASA)

Sekolah-sekolah di negara bagian Zulia dan sebagian negara bagian Falcon meliburkan murid-murid. Agar anak-anak itu tak ketakutan. Hal serupa juga diberlakukan di ibukota, Caracas -- di mana Matahari hanya akan terlihat 90 persen.

Maracaibo, ibukota negara bagian Zulia, menobatkan diri sebagai 'ibukota gerhana matahari total'. Sejumlah suvenir dijual, termasuk filter untuk menyaksikan fenomena itu.

Gubernur Francisco Arias meminta angkatan bersenjata membantu mencegah warga nekat menyaksikan gerhana matahari dengan mata telanjang.

Sang kepala daerah menjelaskan alasan di balik itu. "Untuk mencegah apa yang terjadi di Mexico City, di mana 5.000 orang dilaporkan mengalami kebutaan," demikian Liputan6.com kutip dari situs Inter Press Service (IPS).

Setiap tahun, 2 sampai 7 gerhana terjadi di dunia, namun banyak dari mereka yang tidak terlihat dari daratan.

Apa yang terjadi di Venezuela, menurut para ilmuwan, sangat istimewa. Sebab, dua gerhana matahari total terjadi 2 kali dalam 1 abad di negara tersebut.

2016 juga akan menjadi saat istimewa bagi Indonesia. Sebab, gerhana matahari total tahun ini hanya akan terjadi di wilayah Indonesia.

Selain gerhana matahari total di Venezuela, sejumlah peristiwa penting juga terjadi pada tanggal 26 Februari.

Pada 1815, Napoleon Bonaparte melarikan diri dari pengasingannya di Pulau Elba.

Sementara, pada 1993 terjadi insiden pemboman di World Trade Centre, Amerika Serikat. Kala itu, sebuah bom dalam van yang diparkir di bawah gedung North Tower WTC meledak, menewaskan 6 orang dan mencederai ribuan lainnya.

Teror tersebut bukan satu-satunya. Pada 11 September 2001, gedung tersebut rata dengan tanah akibat ditabrak dua pesawat. Ribuan orang tewas kala itu.

Sementara, pada 2013 terjadi kecelakaan balon udara di Luxor, Mesir. Akibatnya, 19 penumpang tewas dan 2 lainnya luka-luka.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya