Liputan6.com, Tübingen - Dalam upaya menurunkan berat badan, diet paleo menjadi suatu jenis diet yang populer baru-baru ini. Jenis diet ini adalah mengonsumsi protein lebih banyak daripada karbohidrat.
Diambil nama 'paleo' karena berasal dari zaman purba dan menu yang disantap berdasarkan jenis yang sama seperti dikonsumsi manusia masa lalu.
Baca Juga
Diet itu terdiri dari daging, ikan, sayuran dan buah, tanpa melibatkan produk susu, produk gandum, ataupun makanan proses. Apalagi makanan cepat saji, soda dan apapun yang mengandung ula.
Advertisement
Lalu, apakah jenis makanan yang sebenarnya disantap oleh manusia purba?
Dikutip dari Science Daily pada Kamis (17/3/2016), para ilmuwan dari Senckenberg Center for Human Evolution and Palaeoenvironment (HEP), bagian dari Universitas Tübingen, telah mempelajari pangan santapan Neanderthal, kerabat manusia.
Baca Juga
Berdasarkan komposisi isotop dari kolagen dalam tulang-belulang manusia prasejarah itu, terungkap seperti apa yang dikatakan Dr. Hervé Bocherens dari HEP, “Kami telah memeriksa rincian pangan Neanderthal. Dalam prosesnya, kami berhasil menentukan bahwa kerabat yang sudah punah itu menyantap mamalia herbivora seperti mammoth dan badak."
Temuan yang sudah dilaporkan dalam jurnal Journal of Human Evolution and Quaternary International ini merujuk kepada hasil penelitian di dua situs penggalian di Belgia yang melibatkan ilmuwan internasional.
Di dua tempat itu terdapat tulang-belulang berusia 40 ribu hingga 45 ribu tahun dari mammoth, badak berbulu, kuda liar, rusa, bison Eropa, hyena, beruang, singa, dan serigala.
Tempat di dekatnya berisi tulang-belulang sejumlah warga Neanderthal. Penelitian isotop kolagen dalam tulang-belulang mengungkapkan bahwa makanan manusia purba itu sangat berbeda dari makanan pemangsa lain. Kolagen adalah unsur organik hakiki pada persambungan otot ke tulang, gigi, tulang rawan, tendon, dan kulit.
“Sebelumnya, Neanderthal dikira memiliki sumber pangan yang sama dengan tetangga-tetangga mereka. Namun demikian, temuan kami mengungkapkan bahwa semua manusia purba pemangsa memiliki ceruk pangan masing-masing, yang biasanya berupa mangsa kecil, seperti kijang, kuda liar atau bison," kata Bocherens.
Bedanya, Neanderthal memangsa hewan berbadan besar pemangsa tumbuhan. Tapi bukan hanya daging, karena penelitian komposisi masing-masing asam amino dalam kolagen memberikan bukti bahwa bahan tanaman mencapai sekitar 20% dari santapan mereka.
“Melalui penelitian ini, kami untuk pertama kalinya bisa secara kuantitatif menentukan proporsi makanan vegetarian dalam pangan Neanderthal. Hasil serupa juga ditemukan pada manusia-manusia Jaman Batu yang lebih belakangan," lanjutnya lagi.
Melalui pemeriksaan jenis makanan, para ilmuwan dari Tübingen berharap penelitian mereka dapat memperjelas penyebab punahnya Neanderthal sekitar 40 ribu tahun lalu.
“Kami mengumpulkan lebih banyak bukti bahwa pangan bukanlah faktor yang menentukan kenapa Neanderthal harus berbagi ruang dengan manusia modern,” demikian disimpulkan oleh Bocherens.