Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arrmanatha Nasir buka suara terkait penyanderaan 14 WNI di Filipina. Diduga kuat, aksi penculikan itu dilakukan milisi radikal kelompok Abu Sayyaf.
Menurut pria yang kerap disapa Tata itu, komunikasi terkait bagaimana kondisi WNI di sana, terus dilakukan antar Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dan Menlu Filipina Jose Almendras.
Baca Juga
Baca Juga
Oleh sebab itu, tempat para WNI disandera sudah diketahui. Menurut Tata, mereka berada di tempat yang berbeda-beda.
Advertisement
"Sandera kita dipindah dari satu tempat ke tempat (lain)," ucap Tata di kantor Kemlu, Jakarta, Kamis (28/4/2016).
Pemindahan itu dilakukan bukan tanpa alasan. Sebab, operasi militer untuk membasmi kelompok Abu Sayyaf dan menyelamatkan sandera kerap dilakukan.
Tidak cuma itu, operasi tersebut dilakukan berpindah-pindah. Tergantung, di mana sandera Abu Sayyaf itu disembunyikan.
Meski demikian, dia memastikan setiap operasi Militer yang dilakukan Filipina pasti diberitahukan kepada Menlu Retno.
"Filipina (selalu) menginformasikan ke kita. Kita sangat up to date apa yang terjadi di sana," pungkas Tata.