Liputan6.com, Dallas - Pidato wisuda itu layaknya kartu-kartu ucapan selamat. Kebanyakan hanya basa-basi dan terlupakan, tapi ada satu atau dua yang kemudian kita tanam dalam sanubari yang teringat seumur hidup.
Salah satu pidato mengharukan yang layak disimak ini berasal dari acara wisuda angkatan 2016 di Southern Methodist University di Dallas, Amerika Serikat. Darinya, orang-orang bisa termotivasi untuk terus semangat menjalani hidup.
Baca Juga
Seperti dikutip dari CNN pada Sabtu (21/5/2016), pidato sepanjang 15 menit ini berbeda dari biasanya. Tak ada podium dan pidatonya disampaikan oleh dua orang, yaitu pasangan suami istri (pasutri) Richard dan Mary Templeton -- orang-orang tersohor di bidang teknologi.
Advertisement
Pihak universitas meniadakan podium karena Mary tak bisa berdiri akibat mengalami kelumpuhan.
Baca Juga
Mary mengalami kelumpuhan sejak 2013 lalu. Saat itu keluarga besar Templeton sedang berlibur di suatu pantai. Ia tengah mengarungi lautan ketika sebuah ombak raksasa menggulung dan mengombang-ambingkannya.
Ia mengaku terhempas amat keras hingga dasar laut. Sejak saat itulah ia mati rasa dari pinggang ke bawah. "Ketika orang menyadari bahwa aku tak dapat berjalan lagi, maka ada banyak hal yang harus di atasi."
Sebelum kecelakaan itu, keluarga Templeton memiliki segalanya. Ada dua anak dengan pekerjaan yang cemerlang, waktu itu Richard adalah presiden dan CEO di Texas Instruments dan Mary tadinya adalah seorang ilmuwan komputer yang telah lama bekerja di General Electric.
Namun setelah tragedi nahas itu, ada hal yang berubah. Mary tak lagi bisa bekerja seperti biasanya. Ia lalu mengabdikan dirinya untuk pekerjaan sukarela dan amal.
Kendati demikian, Mary tak putus asa dan terus bangkit. Ia terus berupaya melakukan yang terbaik dalam hidup, meski memiliki keterbatasan.
Tiga tahun kemudian, pada 2016, Richard dan Mary muncul kembali di muka publik, memberikan wejangan kepada para mahasiswa agar bisa bangkit dari keterpurukan seperti yang dialaminya.
"Ketika hidup memberikan persoalan rumit, ternyata ada jalan, ada proses untuk melewatinya supaya hidup bisa berjalan normal lagi."
Berikut ini 3 langkah inspiratif ala Mary yang membuatnya kembali bangkit:
1. Berikan waktu kepada diri sendiri
Mary terus berpikir tentang bagaimana ia bisa-bisanya mengacaukan hidupnya sendiri, terutama bagi keluarganya. Pada masa-masa awal kelumpuhan. Orang harus membiarkan semua emosinya mengalir ke luar, bahkan ketika obat penekan sakit tidak memungkinkan untuk berpikir jernih.
2. Tahapan langkah-langkah kecil
"Langkah-langkah kecil yang mantap bisa menjadi besar dan spektakuler. Mereka membawa kita ke tempat yang lebih besar," katanya. Bahkan pergi makan malam bersama teman-teman mendadak menjadi pencapaian penting.
3. Tahapan penerimaan
Akhirnya, orang menyadari bahwa hidup belum berakhir, hanya berubah, kata suami Mary, Richard.
"Tidak ada yang peduli pada musibah itu," kata Mary kepada Angkatan 2016. "Yang mereka pedulikan -- dan saya pedulikan -- adalah apa yang saya kerjakan sekarang."
Berikut ini rekaman video inspiratif tersebut: