Pria Penghancur Patung Saddam Hussein: Aku Menyesal...

Kadhim turut berada di lapangan itu untuk menjadi bagian sejarah. Ada harapan dengan jatuhnya Saddam, kehidupan akan lebih baik, namun...

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 07 Jul 2016, 08:05 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2016, 08:05 WIB
Pria Penghancur Patung Saddam Hussein: Aku Menyesal...
Pria Penghancur Patung Saddam Hussein: Aku Menyesal... (Reuters)

Liputan6.com, Beirut - Seorang pria dengan palu besar tertangkap kamera sedang menghancurkan patung Saddam Hussein. Foto itu menjadi salah satu gambar ikonik saat AS melakukan invasi ke Irak.

Ketika tentara Amerika membawa truk bermuatan senjata ke Taman Firdos di tengah kota Baghdad, seorang pria bertubuh penuh otot membawa palu besar dan menghancurkan patung ditaktor itu.

Pria itu bernama Kadhim Sharif al-Jabouri. Dahulu ia montir motor Saddam dan melihat puluhan anggota keluarganya mati di tangan rezim itu.

Kadhim turut berada di lapangan itu untuk menjadi bagian sejarah. Ada harapan dengan jatuhnya Saddam, kehidupan di Irak akan lebih baik.

Namun, saat wawancara dengan BBC seperti dilansir dari Telegraph, Kamis (7/7/2016), Kadhim mengatakan, ia sangat menyesal membantu rubuhnya patung itu.

Pria Penghancur Patung Saddam Hussein: Aku Menyesal...  (Reuters)

"Sekarang, saat aku melewati tempat patung itu, aku merasa sakit dan malu. Aku kerap bertanya pada diriku, 'kenapa kau hancurkan patung itu?'," kata Kadhim, 

"Aku ingin kembali mengembalikan patung itu, membangunnya lagi. Aku menyesal...namun, aku takut terbunuh," lanjutnya.

Kadhim mengatakan awalnya ia senang dengan kedatangan pasukan AS dan Inggris. Namun, menurutnya, tiap tahun tentara-tentara itu makin berulah.

"Ada banyak korupsi, perkelahian, pembunuhan, dan penjarahan. Saddam membunuh banyak orang, tapi tidak seperti pemerintah sekarang," ungkap Kadhim.

"Saddam sudah pergi, tapi di tempatnya kini ada 1.000 Saddam yang lain," ujar Kadhim.

Setelah Saddam Hussein lengser, Irak mengalami konflik sekterian. Hal itu membuat ISIS mudah berkembang.

Apalagi, AS kini mendukung pemerintah baru yang kini dipegang oleh syiah, sehingga memperburuk perselisihan.

Kelompok teroris itu dengan mudah mengambil keuntungan antara perselisihan antara sunni dan syiah di Irak. Antara lain menguasai kota Mosul, hingga Fallujah yang cuma selemparan batu dari Baghdad.

Tahun ini Irak juga mengalami kekerasan paling mengerikan setelah 13 tahun kematian Saddam. Lebih dari 250 orang tewas akibat bom mobil di Pasar Karada. Mereka tewas saat tengah bersiap merayakan hari raya Idul Fitri.

"Aku merasa, Irak telah dicuri dari kami," lanjut Kadhim.

Pria yang kini tinggal di Beirut, Lebanon demi menghindari konflik merasa dunia harus bertanggung jawab.

"Bush dan Blair adalah pembohong. Mereka merusak Irak, dan membawa kami ke titik nol. Membawa kami ke Abad Pertengahan. Kalau aku penjahat, rasanya ingin kubunuh mereka dengan tangan kosong..."

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya