Rival Berguguran, Theresa May Jadi Calon Tunggal PM Inggris

Mundurnya Leadsom menjadikan Theresa May sebagai calon kuat pengganti PM David Cameron.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 11 Jul 2016, 20:32 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2016, 20:32 WIB
Theresa May, Menteri Dalam Negeri yang menjadi kandidat kuat pengganti David Cameron sebagai PM Inggris
Theresa May, Menteri Dalam Negeri yang menjadi kandidat kuat pengganti David Cameron sebagai PM Inggris (Huffington Post)

Liputan6.com, London - Sang 'Iron Lady' Margaret Thatcher bakal punya penerus. Seorang perempuan berpotensi kuat menjadi kepala pemerintahan Britania Raya.

Theresa May menjadi satu-satunya calon kuat pengganti Perdana Menteri Inggris, David Cameron. Hal ini dimungkinkan setelah pesaingnya, Andrea Leadsom -- juga seorang perempuan -- menyatakan mundur dari pertarungan menuju Downing Street 10, kantor sekaligus kediaman PM Inggris.

Seperti dilansir BBC, Senin, (11/7/2016) waktu penyerahan kekuasaan dari Cameron kepada perdana menteri baru saat ini tengah dibahas. Namun tidak menutup kemungkinan hal tersebut bisa terjadi dalam beberapa hari ke depan.

Dalam pidato pengunduran dirinya yang disampaikan cukup singkat di Westminster, Leadsom yang merupakan pendukung langkah Brexit mengatakan kampanye selama sembilan minggu merupakan 'masa-masa kritis' bagi Inggris yang 'sangat tidak diinginkan'.

Leadsom yang menjabat sebagai Menteri Energi itu juga mengatakan Inggris membutuhkan kepemimpinan yang kuat.

"Kepemimpinan yang kuat sangat dibutuhkan untuk memulai 'perceraian' dari Uni Eropa," ujar Leadsom.

Meski secara tidak langsung, namun Leadsom mengakui keunggulan rivalnya, May. Ia menyebut Menteri Dalam Negeri itu sebagai sosok yang tepat.

"May mendapat dukungan anggota parlemen lebih 60 persen dan itu ideal untuk mengimplementasikan Brexit melalui cara terbaik bagi rakyat Inggris dan dia telah berjanji akan melakukannya," ungkap Leadsom.

Tak lupa dalam kesempatan yang sama ia juga menyampaikan ungkapan terima kasihnya kepada 84 rekan-rekannya yang telah mendukung pencalonannya. Leadsom menyatakan mundur dari pertarungan memperebutkan kursi PM karena ia menilai dukungan terhadapnya kurang dari 25 persen.

"Saya tidak meyakini ini adalah dukungan yang cukup untuk memimpin pemerintahan yang kuat dan stabil. Bagaimanapun saya menyimpulkan bahwa merupakan kepentingan Inggris untuk menunjuk PM yang kuat dan didukung dengan baik. Karena itu saya menarik diri dari pemilihan dan saya berharap May meraih kesuksesan besar," tegas Leadsom.

Menteri Energi Inggris itu juga melontarkan permintaan maafnya untuk May menyusul pernyataannya beberapa waktu lalu.

Leadsom sempat mengatakan, bahwa statusnya sebagai seorang ibu membuatnya menjadi calon yang lebih baik untuk menduduki kursi PM Inggris.

Jika langkah May mulus maka akan tercatat sejarah sebagai perempuan kedua setelah Margareth Thatcher yang memimpin pemerintahan Inggris.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya