Liputan6.com, Sydney - Terkadang ketika bercermin, kita merasa tak puas dengan penampakan tubuh dan ingin menjadi orang lain. Entah itu karena ukuran tubuh maupun bentuknya.
Namun saat ini ilmuwan telah menemukan bahwa persepsi mengenai berat badan diri sendiri maupun orang lain dapat berubah dalam waktu singkat. Sejumlah kode di otak membuat kita berpikir tentang lebih kecil atau besarnya tubuh kita setelah melihat gambar orang lain.
Para ahli meyakini, hasil penelitian tersebut dapat menambah pemahaman mengenai masalah kesehatan mental yang melibatkan gangguan citra tubuh.
Advertisement
Peneliti meyakini, sementara terdapat mekanisme otak berbeda yang mengontrol persepsi orang atas ukuran tubuh dirinya maupun orang lain, dua hal tersebut dapat mempengaruhi satu sama lain.
Setelah seseorang diperlihatkan gambar tubuh mereka atau orang lain yang lebih kurus, ia mulai melihat tubuh di foto tersebut berukuran normal dan menganggap badannya lebih gemuk.
Begitu pun sebaliknya -- jika seseorang ditunjukkan foto yang memperlihatkan tubuh lebih gemuk, ia akan menganggap tubuhnya lebih kurus.
Dikutip dari Daily Mail, Selasa (12/7/2016), Profesor Kevin Brooks dari Macquarie University, Sydney, dan penulis utama penelitian mendeskripsikan bagaimana otak beradaptasi.
"Setelah dua menit seseorang dipaparkan foto yang memperlihatkan tubuh mereka atau orang lain yang lebih kurus, kami melihat bahwa mekanisme syaraf persepsi partisipan beradaptasi untuk melihat tubuh kurus itu seperti normal," ujarnya.
"Ketika itu mereka menganggap tubuhnya lebih gemuk," imbuhnya.
Penulis kedua penelitian, Dr Ian Stephen mengatakan, penelitian itu menunjukkan bahwa orang-orang dapat dimanipulasi dengan menggunakan gambar.
"Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan terpapar gambar orang bertubuh kurus, kamu seharusnya tak merasa buruk terhadap ukuran tubuhmu sendiri," ujar Stephen.
"Gambar tersebut benar-benar mempengaruhi mekanisme di otak dan membuatmu merasa lebih gemuk atau kurus daripada ukuran badanmu yang sesungguhnya."
"Durasi dan frekuensi dipaparkan gambar jelas memiliki peran. Namun fakta otak dapat beradaptasi dalam waktu singkat menunjukkan bahwa kita sangat rentan untuk dimanipulasi oleh gambar ukuran tubuh yang berbeda," jelasnya.
Para ilmuwan berharap, hasil penelitian tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan pengobatan bagi penderita anoreksia dan bigoreksia -- ketika seseorang menganggap dirinya lemah, walaupun pada kenyataannya mereka berotot.
Brooks menyimpulkan, dengan melihat detail mekanisme syaraf yang terlibat dalam persepsi ukuran tubuh, diharapkan penyebab timbulnya gangguan citra tubuh dapat dipahami.