Liputan6.com, Nice - Ketika truk maut sedang menebarkan kematian ke arah kerumunan orang yang sedang merayakan Hari Bastille atau Bastille Day di Nice, Prancis, seorang warga nekat menantang maut demi menyelamatkan orang banyak.
Mirip seperti adegan film, pemuda tersebut mengejar truk maut itu, mendekati pintu dan berusaha membukanya.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari Daily Mail, Selasa (19/7/2016), seorang pengendara sepeda motor bernama Alexandre Migues dengan berani menambah kecepatan kendaraannya agar bisa mendekat ke sisi truk maut ukuran 19 ton yang sedang dikebut oleh Mohamed Bouhlel.
Dalam wawancara dengan Nice Martin, ia mengatakan, "Saya lihat truk itu melanggar jalur median dan melindas seorang wanita. Truk itu berada di jalur pejalan kaki dan kembali ke jalan, lalu mencoba melindas saya juga."
"Itu naluriah saja, saya tidak bisa menjelaskan bagaimana kemudian malah mengejar truk itu. Ketika saya lihat dia memang berniat sekali (mencelakakan orang), saya mencoba melakukan sesuatu."
Migues akhirnya terpaksa membatalkan upayanya ketika tersangka teroris itu menodongkan pistol ke arahnya.
Pria Prancis itu dipandang telah menolong banyak jiwa karena berperan melambatkan laju truk maut itu sehingga seorang pria lain sempat melemparkan skuternya ke bawah roda-roda kendaraan besar berwarna putih itu.
Upaya dramatis untuk menghentikan Bouhlel menjadi berita di seluruh dunia setelah rekaman video pertarungan 'hidup atau mati' itu beredar.
"Pria itu mendekat dengan skuter dan melemparkannya ke roda-roda truk untuk menghentikannya. Saya melepaskan truk dan ketika skuter itu menghentikan truknya, terdengar suara desingan-desingan peluru," kata Migues.
Migues mengatakan bahwa ia sebenarnya berharap bisa bergantung lebih lama pada truk itu untuk memperlambatnya -- agar orang-orang punya waktu untuk menghindar dari lintasan maut.
Untungnya, saat skuter merangsek ke bawah truk, polisi sudah terlibat tembak menembak dengan pengemudi truk.
"Selama 36 jam selanjutnya saya tidak bisa tidur, lalu keadaan membaik. Setelah bangun, saya kembali mengendarai motor saya berjalan-jalan menenangkan pikiran."
Sementara itu, boneka beruang Teddy, mainan gajah, boneka kelinci, dan gambar hasil karya anak kecil dengan sayap malaikat mendominasi benda-benda kenangan yang digelar sepanjang Promenade, tempat kejadian.
Warga kota terenyak karena banyak sekali anak-anak yang meninggal atau cedera dalam serangan itu. Dari 84 korban jiwa, 10 di antaranya para bocah tak berdosa.
Mainan-mainan tadi secara hati-hati ditaruh oleh anak-anak lain yang secara naluri mengerti apa yang telah terjadi.
Simak wawancara Alexandre Migues dengan La Parisien di sini (dalam bahasa Prancis):