Terkuak, Video Skandal Penyiksaan di Lapas Anak Australia

Video tersebut diambil dari ruangan isolasi di Don Dale Youth Detention Center di Darwin, memperlihatkan 6 bocah 'ditembaki' gas air mata.

oleh Nurul Basmalah diperbarui 25 Jul 2016, 16:01 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2016, 16:01 WIB
Skandal Penyiksaan di Lapas Anak Australia
Penjaga menyemprotkan gas air mata ke dalam ruangan sel anak-anak (Four Corners)

Liputan6.com, Darwin - Belakangan ini beredar sebuah rekaman CCTV yang mengungkap sisi 'gelap' sejarah peradilan anak di Australia. Video tersebut diambil dari ruangan isolasi di Don Dale Youth Detention Center di Darwin, memperlihatkan 6 bocah 'ditembaki' gas air mata.

Menurut laporan dikutip dari ABC.Net.au, Senin (25/7/2016), tampilan rekaman CCTV tersebut merupakan bagian dari investigasi yang diatur untuk menunjukkan kepada masyarakat atas penyiksaan, hukuman, dan perampasan hak terhadap anak-anak di penjara khusus di wilayah utara.

Dalam rekaman tersebut bisa dilihat seorang bocah laki-laki mencoba mendobrak pintu dengan sebuah benda yang terlihat seperti balok. Dia terus mencoba membuka paksa pintu dan jendela. Sementara itu, dari balik pintu terlihat penjaga menertawakan si bocah.

Penjaga lalu mengambil tabung gas air mata dan menyemprotkannya ke arah sang bocah, membuat anak laki-laki itu berteriak kesakitan.

"Mataku, mataku! Aku tidak bisa bernafas," teriak anak itu yang terlihat dalam video.

Melalui rekaman itu terlihat tak semua anak bertingkah 'nakal'. Di dalamnya juga terlihat adegan dua orang anak bermain kartu, dan seorang lainnya terdengar sedang berdebat dengan penjaga.

Saat gas air mata tersebut memenuhi sudut ruangan sel, anak-anak tersebut berhamburan ke segala arah, ada yang bersembunyi di balik dipan, berguling-guling di lantai, dan ada juga yang berlarian menuju toilet.

Video tersebut diambil dari ruangan isolasi di Don Dale Youth Detention Center di Darwin, memperlihatkan 6 bocah 'ditembaki' gas air mata (Four Corners).

Tak lama kemudian beberapa orang petugas mengenakkan masker masuk, dan mengeluarkan sekitar 5 orang bocah menuju lapangan terbuka.

Mereka disiram air dengan posisi tangan diikat ke belakang. "Jangan masukan air ke dalam mulutku, aku tak bisa bernafas," teriak seorang anak.

"Tanganku, sakit! Jangan terlalu kuat, tanganku sakit," kata anak lainnya.

Mantan komisioner isolasi anak, Ken Middlebrook, mengatakan bahwa anggotanya melakukan apa yang sepatutnya mereka lakukan.

"Menanggapi kekacauan di wilayah timur, mereka hanya menggunakan 2 semprotan," kata Ken.

Namun kenyataan berkata lain. Dari rekaman yang diperoleh secara eksklusif oleh kelompok Four Corners tersebut dapat dilihat, setidaknya 10 semprotan gas air mata ditembakkan ke dalam ruangan tertutup itu.

Video CCTV itu juga menunjukkan, seorang anak berhasil lolos dari isolasi.

Penggunaan gas air mata di sel anak-anak Don Dale Youth Detention Center diawali pada tahun 2014, setelah beberapa insiden tahanan kabur terjadi.

Video tersebut diambil dari ruangan isolasi di Don Dale Youth Detention Center di Darwin, memperlihatkan 6 bocah 'ditembaki' gas air mata (Four Corners).

Tiga minggu sebelum insiden gas air mata berlangsung, 5 remaja laki-laki berhasil kabur dari sel mereka. Saat mereka berhasil ditangkap kembali, anak-anak tersebut dimasukkan ke ruang isolasi di bagian sayap kanan sel, selama 15 hingga 17 hari.

Bocah-bocah itu dikurung di dalam sel tanpa air bersih, cahaya matahari, selama hampir 24 jam per hari. Mereka juga tidak mendapatkan akses pendidikan.

Pada Agustus 2014, tempat 'suram' tersebut ditemukan oleh sekelompok pengacara yang sedang melakukan kunjungan.

"Kami semua kaget. Tempat tersebut tidak terlihat seperti berpenghuni, tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalamnya. Kami bahkan tak tahu apa yang sedang terjadi dan berapa lama mereka di sana," kata seorang pengacara, Jared Sharp.

Pengacara HAM Ruth Barson mengatakan, isolasi tersebut merupakan bentuk pelanggaran terhadap perlawanan kekerasan Konvensi PBB.

"PBB jelas mengatakan tidak ada alasan bagi anak di bawah dikurung di ruangan isolasi. Tidak ada alasan untuk Northern Teritory, terutama Don Dale, untuk 'melanggar' hukum HAM anak dan penyiksaan," kata Ruth.

Penjara Ditutup

Setelah insiden gas air mata tersebut, Noerthern Teritory Corrections Minister, John Elfrink justru memuji petugas atas tindakan mereka pada malam itu.

"Selamat kepada mereka dan aku memberikan dukungan untuk mereka. Mereka bekerja keras, mereka menyelesaikan masalah dengan cepat," kata John.

Akibat terungkapnya 'kesuraman' di Don Dale Center, sel lapas anak itu ditutup untuk sementara waktu. Penghuni sel dipindahkan ke penjara bekas tahanan dewasa, Berrimah.

Menurut laporan John kepada Four Corners, pemerintah telah belajar dari kesalahan masa lalu.

"Sistem perlu diperbaiki. Sistem yang selama ini menjadi masalah, menjadi alasan kenapa aku berusaha untuk memperbaikinya selama ini. Untungnya sudah mulai membaik," kata John.

"Insiden tersebut merupakan demonstrasi atas sesuatu yang sudah seharusnya dilakukan," ujar John.

Sementara itu komisaris HAM anak, Colleen Gwynne, mengaku masih ada beberapa masalah yang harus diselesaikan di Northern Territory -- sebanyak 2.015 laporan masih belum diperiksa.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya