Liputan6.com, Baton Rouge - Setidaknya tiga orang dilaporkan tewas sementara ribuan warga evakuasi setelah banjir besar bersejarah merendam negara bagian AS, Lousiana.
Garda Nasional dan tim gawat darurat menggunakan helikopter untuk mengevakuasi orang-orang yang terjebak di rumah mereka.
Pencarian terhadap orang hilang pun terus dilakukan. Sementara itu, hujan diperkirakan akan terus berlangsung hingga akhir pekan berakhir.
Advertisement
Hujan deras di Lousiana mulai terjadi pada Jumat 12 Agustus 2016, dengan beberapa area mendapatkan curah hingga 43 cm.
Negara bagian tetangga seperti Alabama dan Mississippi juga mengalami cuaca buruk. Demikian seperti dilansir dari BBC, Minggu (14/8/2016).
Gubernur Lousiana John Bel Edwards mengumumkan negara dalam keadaan darurat.
"Ini adalah insiden yang bakal terus menerus berlangsung. Kami akan terus merespons seluru panggilan darurat," kata Edwards. Gubernur dan keluarganya berhasil dievakusasi setelah air merendam basement rumah mereka.
"Banjir kali ini sungguh epik," kata JR Shelton, walikota Central City.
Sementara itu, warga bernama Shanita Angrum menelepon polisi setelah sadar keluarganya terjebak di rumah. Seorang polisi datang dan menyelamatkan anak perempuannya yang berusia 6 tahun.
"Berbagai macam ular ada di mana-mana. Yang cuma bisa aku lakukan adalah berdoa," kata Angrum.
John Mitchel terpaksa berenang bersama pacar dan anak mereka yang berusia 1 tahun. Mereka berhasil diselamatkan dari banjir besar oleh polisi dengan sampan.
"Ini adalah banjir paling parah. Kami mencoba bertahan namun, justru sulit untuk keluar dari bahaya," kata pria berusia 32 tahun itu.
Beberapa sungai di Lousiana dan Mississippi meluap. Gubernur Edwards mengatakan beberapa sungai ketinggian mencapai 1,2 meter di atas rata-rata.
Ibukota Lousiana, Baton Rouge, adalah daerah paling terkena dampak.
Negara bagian itu kerap kali mengalami cuaca buruk yang parah. Pada 2011, ribuan hektar di Lousiana terendam air dari Sungai Mississippi.
Namun, yang paling parah adalah pada 2005 saat Badai Katrina menghampiri kota terbesar kedua, New Orleans. Itu adalah salah satu bencana paling buruk dalam sejarah AS. Ada 2.000 orang tewas dan jutaan lainnya kehilangan tempat tinggal.