Liputan6.com, Roma - Guncangan hanya berlangsung dalam hitungan detik, tapi gempa 6,2 skala Richter yang terjadi di Italia tengah berdampak luar biasa.
Lebih dari 2.000 warga mendadak jadi tunawisma setelah lindu menghancurkan atap dan merobek dinding rumah mereka.
Tak hanya itu, 159 orang dinyatakan meninggal dunia. Petugas evakuasi berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan korban selamat yang masih terjebak di bawah reruntuhan dan puing-puing batu.
Di Desa Saletta, warga menggunakan tangan kosong untuk menyingkirkan puing-puing rumah dua lantai, mencari tetangga mereka yang terjebak di dalamnya.
Baca Juga
Â
Advertisement
Baca Juga
Mereka meneriakkan nama para penghuni sambil menggali bekas bangunan yang sebelumnya dijadikan kamar tidur. Anjing pencari juga dikerahkan. Hewan itu mengendus di antara puing, namun tak ada tanda-tanda kehidupan.
Kala malam tiba, sejumlah warga menempatkan kursi di dekat rumah yang hancur. Berbekal selimut penghangat tubuh, mereka duduk dengan sabar dan berjanji akan selalu di sana hingga setidaknya jasad orang yang dicintai ditemukan.
Lainnya, yang tak bisa tidur, berkeliaran di jalan-jalan. Upaya penyelamatan dan evakuasi dilakukan hingga hari gelap, demikian menurut Luigi D'Angelo, pejabat Departemen Perlindungan Sipil Italia.
"Ada banyak kasus pada masa lalu, bahwa bahkan setelah dua hari masih ada kemungkinan orang diselamatkan dalam kondisi hidup," kata dia seperti dikutip dari CNN, Kamis (25/8/2016). "Jadi kami berkeras untuk melanjutkan upaya ini."
Alat-alat berat dilaporkan sudah mencapai sejumlah area yang terisolasi. Sementara menunggu bantuan datang, penduduk menggunakan traktor, alat-alat pertanian, dan kedua tangan mereka untuk menghancurkan batuan tua yang sebelumnya tersusun menjadi dinding di vila-vila kuno.
Sebelumnya, Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) memprediksi, gempa yang terjadi di kedalaman 10 kilometer, yang dangkal itu berpotensi memicu korban jiwa setidaknya ratusan orang. Korban kemungkinan besar ada di area yang sebagian besar bangunannya memiliki kualitas buruk dan tak tahan gempa.
Musibah yang terjadi di Italia kembali mengingatkan bahwa, "gempa mungkin tak membunuh manusia, tapi kualitas bangunan yang lemah mungkin jadi penyebab kematian."
Jumlah korban jiwa terbaru, 159 orang, diumumkan pada Kamis 25 Desember 2016 dinihari oleh kantor berita Italia, ANSA.
"Kini kita merasakan rasa sakit yang luar biasa," kata PM Matteo Renzi saat mengunjungi wilayah terdampak. "Italia adalah sebuah keluarga besar yang sedang terpukul. Namun, tak ada satu pun yang bisa menghentikan kita."