Liputan6.com, London: Tampaknya nafsu berperang Tony Blair dan menterinya begitu mengggebu-gebu. Padahal, penasihat senior pemerintah Inggris kerap kali memperingatkan bahwa invasi ke Irak tanpa mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah ilegal. Kendati demikian, Blair yang saat itu menjabat Perdana Menteri Inggris tetap saja mendukung Amerika Serikat dengan mengirim pasukan ke Irak. Demikian dirilis Telegraph, Selasa (26/1).
Fakta itu terungkap belum lama ini setelah surat rahasia Sir Michael Wood, penasihat hukum Departemen Luar Negeri kepada Perdana Menteri Inggris Tony Blair, dibuka saat persidangan kasus invasi Inggris ke Irak. Surat ini sebelumnya disebut-sebut dibuka oleh Jack Straw, yang kemudian menjadi Menteri Luar Negeri Inggris. Straw kemudian membalas bahwa Sir Michael telah membual dan didogma dengan memperingatkan Tony Blair bahwa invasi ke Irak ilegal. Padahal, Sir Michael adalah ahli hukum internasional terkenal.
Hal ini diyakini memperburuk reputasi Inggris lantaran dianggap telah melakukan kejahatan berupa agresi militer di mata dunia. Dalam persidangan itu juga mendengarkan kesaksian Lord Goldsmith, mantan Jaksa Agung, yang juga berpendapat sama dengan Sir Michael. Namun Margaret Beckett, pengganti Straw, tetap berkeras. Ia mengatakan, bila David Kelly, ilmuwan pemerintah, masih hidup, tentunya tetap menyetujui bahwa Saddam Hussein sedang menyimpan senjata pemusnah massal.(ANS)
Fakta itu terungkap belum lama ini setelah surat rahasia Sir Michael Wood, penasihat hukum Departemen Luar Negeri kepada Perdana Menteri Inggris Tony Blair, dibuka saat persidangan kasus invasi Inggris ke Irak. Surat ini sebelumnya disebut-sebut dibuka oleh Jack Straw, yang kemudian menjadi Menteri Luar Negeri Inggris. Straw kemudian membalas bahwa Sir Michael telah membual dan didogma dengan memperingatkan Tony Blair bahwa invasi ke Irak ilegal. Padahal, Sir Michael adalah ahli hukum internasional terkenal.
Hal ini diyakini memperburuk reputasi Inggris lantaran dianggap telah melakukan kejahatan berupa agresi militer di mata dunia. Dalam persidangan itu juga mendengarkan kesaksian Lord Goldsmith, mantan Jaksa Agung, yang juga berpendapat sama dengan Sir Michael. Namun Margaret Beckett, pengganti Straw, tetap berkeras. Ia mengatakan, bila David Kelly, ilmuwan pemerintah, masih hidup, tentunya tetap menyetujui bahwa Saddam Hussein sedang menyimpan senjata pemusnah massal.(ANS)