Liputan6.com, Mosul - Kelompok teror ISIS, dilaporkan menculik 295 mantan anggota pasukan keamanan Irak yang berada di 'benteng terakhir' mereka di Mosul.
Menurut laporan yang dikutip dari Reuters, Rabu (9/11/2016), organisasi HAM PBB menyebutkan bahwa ISIS juga memaksa 1.500 keluarga untuk ikut mundur bersama mereka dari Kota Hammam al Alil.
Penculikan mantan tentara itu dilakukan pekan lalu, saat pasukan pemerintah Irak, Kurdi Peshmerga, dan milisi Syiah, yang didukung oleh serangan udara AS melakukan serangan agresif untuk merebut Mosul dari ISIS.
Advertisement
"Warga dipaksa pindah atau diculik. Tampaknya akan dijadikan sebagai perisai manusia atau di bunuh," kata Ravina Shamdasani, juru bicara Komisaris Tinggi HAM PBB.
Sekitar 100 mantan pasukan Irak diculik pada tengah malam 3 November, dari desa Mawaly yang terletak 20 kilometer dari barat Mosul.
Sementara 195 lainnya diculik antara 1 November dan 4 November dari distrik Tal AFar. bersama dengan ribuan keluarga lainnya, tawanan ISIS ini dibawa menuju Bandara Mosul.
"Tidak ada yang tahu takdir apa yang menanti warga ini," kata Shamdasani.
PBB juga mendapatkan laporan yang mengatakan bahwa setidaknya 30 syekh juga diculik dari distrik Sinjar, pada 2 atau 3 November. Tidak ada yang tahu di mana keberadaan mereka.
"Kami sedang mengkonfirmasi tewasnya 18 dari 30 syekh itu," kata juru bicara perempuan itu.
Operasi merebut Mosul dari ISIS telah memasuki minggu keempat. Sejauh ini pejuang Irak telah berhasil mendesak kelompok teror itu dan menduduki wilayah kecil 'benteng'.
"Kami memiliki sumber rahasia di sana. Menurut pantauan ditemukan kuburan massal di tempat yang sama dengan pelaksanaan eksekusi 50 polisi bulan lalu, Hammam al Alil," kata Shamdasani.