Liputan6.com, Aleppo - Komite Internasional Palang Merah (ICRC) menyebut, terdapat 20.000 warga yang melarikan diri dari Aleppo timur dalam kurun 72 jam atau tiga hari. Wilayah itu kini mengalami keterbatasan persediaan pangan dan tidak ada rumah sakit yang berfungsi.
Dilansir website ICRC, sejumlah orang tinggal di penampungan, masjid, sekolah, atau tenda, sementara lainnya menemukan tempat tinggal sementara di bangunan yang belum selesai atau rusak.
"Dampak dari meninggalkan rumah sangat besar. Ini bukan hanya memilih sejumlah barang dan meninggalkan rumah. Ada efek besar lain yang ditimbulkan," ujar Kepala Delegasi ICRC Suriah, Marianne Gasser.
Advertisement
"Mereka harus dijamin dan diberikan kondisi yang layak. Dan mereka membutuhkan semua kebuthuan dasar seperti makanan, air minum, dan layanan medis," imbuh dia.
Namun, PBB mencatat, sekitar 16.000 orang melarikan diri dari kekejaman perang yang saat ini terjadi di Aleppo timur.
PBB juga mengestimasi masih ada sekitar 200.000 orang diyakini berada di Aleppo timur. Mereka harus hidup di tengah serangan yang dilancarkan oleh rezim Assad untuk merebut kembali wilayah itu setelah lebih dari empat tahun dikuasai pemberontak.
"Aku sangat prihatin dengan nasib warga sipil mengingat situasi yang sangat mengkhawatirkan dan mengerikan sedang berlangsung di Aleppo," ujar kepala kemanusiaan PBB, Stephen O'Brien, dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga
"Laporan awal mengindikasi bahwa hingga 16.000 orang telah melarikan diri, banyak ke dalam situasi yang tidak pasti dan genting. Sangat mungkin bahwa ribuan lainnya tak memiliki pilihan lain selain melarikan diri...," imbuh dia seperti dikutip dari CNN, Rabu (30/11/2016).
Pasukan pemerintah dan kelompok paramiliter bersenjata Suriah telah memulai serangan baru ke Aleppo Timur pada 15 November. Pesawat tempur mereka pun terus menggempur wilayah untuk memukul mundur pemberontak dan warga sipil.
Lewat serangan tersebut, pasukan Suriah berhasil merebut sejumlah distrik di Aleppo timur. Menurut media Rusia yang mengutip kementerian pertahanannya mengatakan, 40 persen wilayah di Aleppo timur saat ini berada di tangan rezim Assad, sementara itu sumber dari CNN menyebut angkanya hanya 20 persen.
"Tidak ada moda transportasi dan tidak ada kendaraan di jalanan, sehingga warga sipil yang melarikan diri harus berjalan kaki sejauh 8 atau 9 kilometer, membawa apa yang mereka bisa dan anak-anak mereka, dan melarikan diri ke bagian barat Aleppo," ujar seorang aktivis.