Liputan6.com, Beijing - Orang terkaya di China, Wang Jianlin sepertinya harus memutar otak untuk menentukan masa depan kerajaan bisnisnya. Sebab anak semata wayangnya, Wang Sicong menolak mengelola aset senilai US$ 122 miliar tersebut.
Wang Jianlin adalah pemilik kerajaan bisnis Dalian Wanda. Dalam pertemuan puncak dengan para pengusaha selama akhir pekan lalu ia mengatakan bahwa putranya sama sekali tak berniat untuk mengelola pusat perbelanjaan, hotel, taman hiburan dan klub olahraga yang menjadi 'sumber' kekayaannya.
"Aku bertanya pada anakku tentang rencana suksesi dan dia mengatakan, tak ingin hidup sepertiku," kata Wang Jianlin seperti dikutip dari Daily Mail, Rabu (14/12/2016).
Advertisement
Transkip pidatonya tersebut dirilis oleh Wanda grup dan diterjemahkan dari bahasa Mandarin oleh South China Morning Post.
"Mungkin anak muda memiliki pencarian dan prioritas mereka sendiri. Mungkin akan lebih baik untuk menyerahkan bisnis kepada manajer profesional dan dengan pengawasan, kita melihat mereka menjalankan perusahaan. Kami memiliki beberapa manajer profesional sebagai kandidat," ujar pria berusia 62 tahun tersebut.
South China Morning Post memuat dalam laporannya bahwa Wang Sicong saat ini menjabat sebagai direktur di kerajaan bisnis sang ayah. Ia memiliki dua persen saham.
Pada tahun 2011, Wang Sicong mendirikan Prometheus Capital yang telah berinvestasi di Invictus Gaming. Kabar mengejutkan datang darinya pada Mei tahun lalu di mana ia membelikan dua anjingnya jam merek Apple.
Foto di mana anjingnya mengenakan dua jam tangan merek Apple di pergelangan kaki diposting Wang Sicong ke media sosial Weibo--Twitter versi China. Di sebuah negara dengan kesenjangan sosial yang tinggi, foto tersebut memicu protes.
Pasalnya di China, jam merek Apple tersebut dijual antara 820 euro hingga 1.300 euro. Jumlah ini lebih besar dari gaji bulanan seorang pekerja kantoran di kota besar di Tiongkok.
Wang Sicong memiliki 21 juta pengikut di Weibo. Sementara anjingnya punya akun tersendiri.
Pemuda berusia 28 tahun itu menempuh pendidikan tinggi di Inggris. Ia belajar filsafat di University College London.