Liputan6.com, Bangkok - Timnas Thailand tengah bersiap untuk merumput melawan Timnas Indonesia, untuk merebut Piala AFF untuk kelima kalinya.
Pertandingan penentuan akan digelar pada Sabtu 17 Desember 2016 di Bangkok. Beban berat ada di pundak Tim Thailand, sebab dalam leg pertama mereka kalah 1-2 dari Timnas Garuda.
Baca Juga
Muka-Muka Baru di Barisan Kiper Timnas Indonesia untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026 tanpa Maarten Paes, Ernando hingga Nadeo dan Riyandi
Siapa Kandidat Kuat Kapten Timnas Indonesia untuk Piala ASEAN Mitsubishi Electric Cup 2024?
4 Wajah Baru di Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2024, Talenta Muda yang Curi Perhatian STY
Untuk memenangkan pertandingan tersebut, Thailand minimal harus menciptakan skor 1-0 -- berdasarkan aturan gol tandang.Â
Advertisement
Tak hanya beban kekalahan di leg pertama, pertandingan di Stadion Rajamangala yang berkapasitas 50 ribu orang itu digelar di tengah duka. Thailand masih berduka atas kepergian Raja Bhumibol Adulyadej.
Sadar timnasnya bakal kerja keras, para pendukung pun menyerbu ludes semua tiket pertandingan final. Sebagian membeli dari calo yang mematok harga selangit.
Namun pada Kamis 15 Desember, Asosiasi Sepak Bola Thailand (FAT) mengeluarkan pernyataan mengecam percaloan tiket untuk pertandingan tersebut. Organisasi tersebut juga menawarkan hadiah 10.000 baht bagi polisi yang berhasil menangkap calo serta kepada masyarakat yang memberikan informasi terkait praktik gelap itu.Â
Salah satu pendukung Thailand, Sumalee Thanadram mengatakan, timnya mengalami "sedikit demoralisasi" setelah kekalahan leg pertama dari Indonesia.
"Tapi setelah regrouping, kami sekarang lebih bersemangat dan percaya diri menghadapi final AFF 2016 pada hari Sabtu," ucap Thanadram.
"Saya berharap Thailand menang. Saya berharap tim kami melakukan yang terbaik dan mengerahkan upaya terbaiknya."
"Ini pasti akan menjadi pertandingan dramatis," kata Thana Wongmanee, editor Goal.com Thailand.
"Piala AFF 2016 akan memberikan kebahagiaan bagi kami. Tapi jika kami tidak menang sekarang, itu akan menjadi bencana."
"Saya berharap dan berharap kita bisa menjadi juara, tentu saja. Setelah ini, kita kembali ke kualifikasi Piala Dunia -- memenangkan Piala AFF 2016 dapat meningkatkan semangat tim. Sebaliknta, kekalahan dapat merusak kepercayaan diri kami. Jadi tak seorang pun ingin kalah."Â
Pertandingan final dilangsungkan saat rakyat Thailand dalam periode berduka akibat meninggalnya Raja Bhumibol Adulyadej pada Oktober lalu.
Sementara suasana di dalam negeri tetap suram, Tor Chittinand, seorang wartawan olahraga di koran Bangkok Post, mengatakan bahwa kondisi berduka itu tak seharusnya menjadi penghalang bagi para penggemar untuk memberikan dukungan penuh dalam pertandingan tersebut.
"Pemerintah Thailand telah memungkinkan FAT untuk melanjutkan kegiatan sepak bola dan mereka sudah mengatur dua pertandingan -- babak kualifikasi Piala Dunia dengan Australia pada 15 November dan pertandingan semifinal AFF 2016 dengan Myanmar pada 8 Desember."
"Jadi tidak ada masalah tentang hal ini. Tapi pendukung harus memakai pakaian yang sesuai dan sopan saat menonton pertandingan, seperti jersey biru yang dipakai tim Thailand atau baju putih atau hitam," kata Tor Chittinand kepada Channel NewsAsia yang dikutip Jumat (16/12/2016).
Dukungan dari masyarakat Thailand diharapkan bisa memberikan semangat bagi para pemain dan fans.
"Sekarang sudah menjadi lebih terbuka; tidak sesedih seperti beberapa bulan lalu," kata Thana.
"Ini akan menjadi momen persembahan untuk Yang Mulia (Raja Bhumibol Adulyadej ) daripada suasana berkabung," tambah Tor seraya mengingat perkataan pelatih Thai Kiatisuk Senamuang untuk menghormati mendiang Raja Bhumibol dengan memenangkan Piala Suzuki.