Liputan6.com, Jakarta - Temuan bibit cabai mengandung bakteri Erwinia chrysanthem yang ditanam warga Tiongkok di Bogor, Jawa Barat menuai teori konspirasi. Sejumlah orang, khususnya para netizen di dunia maya berpendapat, bibit terinfeksi tersebut sengaja ditanam pihak China -- untuk digunakan sebagai senjata biologis untuk merusak tanaman dan mengganggu perekonomian Indonesia.
"Masih belum pada nyadar juga serangan China ke negeri ini begitu nyata di berbagai lini? Dari narkoba, buruh gelap, skrg bakteri cabe!, tulis pengguna sosial media @BoengParno, seperti dikutip dari Shanghaiist, Selasa (20/12/2016).
Baca Juga
Merespon tuduhan tersebut, Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia Xie Feng menyampaikan bantahan.
Advertisement
"Kami menentang keras upaya mencampuradukkan kegiatan individu warga negara dan kegiatan negara asalnya, dengan tudingan tak berdasar yang menyebutnya sebagai 'sebuah infiltrasi atau subversi untuk meruntuhkan ekonomi suatu negara', dan 'senjata biologis untuk menghancurkan ekonomi Indonesia'," kata Dubes Xie Feng seperti Liputan6.com kutip dari situs Kedutaan Besar Tiongkok untuk Indonesia.
Dubes menambahkan, Pemerintah Tiongkok selalu meminta warga negaranya agar menaati undang-undang dan peraturan setempat saat berada di luar negeri, menghormati adat istiadat setempat, dan hidup rukun dengan masyarakat lokal.
"Apabila terjadi kasus pelanggaran peraturan atau hukum oleh warga negara Tiongkok secara individu di Indonesia, kami menghormati penanganan yang adil, berdasarkan hukum dan fakta oleh penegak hukum Indonesia," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) Banun Harpini mengatakan, temuan tanaman bibit berbakteri di Bogor berpotensi mengancam produksi cabai nasional jika saja terlambat ditangani. Sebab, cabai berbakteri ini bersifat merusak tanaman dengan jenis yang sama.
Bakteri tersebut juga bisa merusak tanaman sejenisnya seperti terong, kentang dan tembakau. Meski demikian belum ada temuan soal ancaman bahaya cabai tersebut terhadap manusia.
Seperti dikutip dari Shanghaiist, lepas dari benar atau tidaknya asumsi netizen Indonesia terhadap motivasi warga negara Tiongkok yang menanamnya, memang benar bahwa cabai bisa digunakan sebagai senjata.
Militer India menggunakan cabai bhut jolokia, salah satu yang terpedas di dunia sebagai 'senjata biologis' tidak mematikan untuk mengandalikan kerumunan dan kerusuhan sejak 2010.
Sementara, mengonsumsi cabai populer di China. Tahun lalu, seorang pria asal Zhengzhou masuk dalam headline berita saat ia dilaporkan menyantap 2,5 kilogram cabai per hari.
Dalam sebuah kontes makan cabai, pemenangnya bisa melahap 47 buah pedas itu dalam waktu 2 menit.