Liputan6.com, Berlin - Polisi menangkap dua orang mencurigakan di Jerman. Mereka dicurigai tengah merencanakan serangan di sebuah pusat perbelanjaan di Oberhausen dekat perbatasan Belanda.
"Pria bersaudara itu berusia 31 dan 28 tahun. Keduanya yang lahir di Kosovo, ditahan awal hari Jumat 22 Desember 2016 pagi di Duisberg," kata polisi seperti dikutip dari BBC, Kamis (23/12/2016).
Sejauh ini belum ada indikasi sejauh bahwa penangkapan tersebut terkait dengan serangan truk maut Berlin.
Advertisement
Jerman tengah dalam kondisi keamanan siaga tinggi setelah serangan truk maut pada Senin 19 Desember di Berlin, yang menewaskan 12 orang. Pejabat Jerman sejauh ini telah mengonfirmasi sidik jari Anis Amri ditemukan di dalam kendaraan 'pencabut nyawa' tersebut.
Perburuan besar-besaran terhadap warga Tunisia yang dicurigai mengemudikan truk maut ke pasar Natal Breitscheidplatz pun dilakukan di seluruh Eropa.
Pasar Breitscheidplatz di Berlin dibuka kembali pada Kamis, dengan lampu redup dan tanpa alunan musik. Lilin dan bunga diletakkan untuk para korban, yang terdiri dari enam orang Jerman, seorang turis Israel, seorang perempuan Italia, dan 1 warga Polandia.
Polisi telah memasang penghalang beton untuk mencegah serangan berulang.
Sejauh ini keluarga Amri di Tunisia telah mendesak dia untuk menyerahkan diri ke polisi.
"Jika saudara saya mendengarkan, saya ingin mengatakan kepadanya untuk menyerah, demi keluarga. Kami akan ikhlas. Jika dia melakukan apa yang dituduhkan kepadanya, ia akan dikenakan sanksi," kata Abdelkader Amri kepada wartawan dari rumah keluarga di Tunisia.
"Saya yakin bahwa saudara saya tidak bersalah, aku tahu mengapa dia meninggalkan rumah. itu karena alasan ekonomi ... untuk bekerja, membantu keluarga, bukan untuk alasan terorisme."
Saudara lainnya, Walid juga mengakui bahwa Anis mendapat kesulitan di Eropa dan baru saja bebas dari penjara 3,5 tahun di Italia dengan "mentalitas yang sama sekali berbeda" dari sebelumnya.
Tapi Walid mengatakan ia telah berbicara dengan Anis hanya 10 hari yang lalu, dan dia mengatakan dia berharap untuk kembali ke Tunisia pada bulan Januari.
"Dia menabung uang sehingga bisa ke Eropa, dan membeli mobil lalu memulai bisnis. Itu adalah impiannya," imbuh Walid.
Tersangka Teror Truk Maut
Kantor kejaksaan federal Jerman mengatakan sidik jari Amri telah ditemukan di sejumlah tempat di seluruh kabin truk itu. "Pada titik ini dalam penyelidikan, kita asumsikan Anis Amri lah yang melajukan truk," kata juru bicara kejaksaan, Frauke Koehler.
Frauke Koehler juga menegaskan penggerebekan polisi telah dilakukan di berbagai lokasi di Berlin dan di Rhine-Westphalia, di mana tersangka pernah tinggal.
Kanselir Angela Merkel sebelumnya mengatakan dia pernah berharap untuk bergegas melakukan penangkapan. Ia mengatakan sangat bangga atas ketenangan warga Jerman menanggapi serangan.
Amri ditetapkan sebagai tersangka pada Rabu 21 Desember, setelah surat-surat identitasnya ditemukan di dalam truk.
Sebuah surat perintah penangkapan ke seluruh penjuru Eropa atas nama Amri lantas dikeluarkan, di tengah peringatan ia mungkin bersenjata dan berbahaya.
Pihak berwenang Jerman bahkan menawarkan hadiah hingga 100 ribu euro untuk informasi yang mengarah pada penangkapan
"Menurut perkembangan dari layanan keamanan Jerman, Amri dan jaringannya diduga ekstremis," demikian dilaporkan wartawan BBC Damien McGuinness melaporkan dari Berlin.
Amri yang berusia 24 tahun itu diketahui tiba di Jerman pada 2015, berada di bawah pengawasan oleh otoritas Jerman tahun ini atas dugaan merencanakan perampokan untuk membayar senjata otomatis yang digunakan dalam serangan. Tapi pengawasan dilaporkan dibatalkan setelah muncul laporan bahwa ia hanya terkait kasus obat-obatan terlarang di taman Berlin dan perkelahian di bar.
Dia juga diyakini telah pindah ke lingkungan yang sama dengan ekstrimis Ahmad Abdelazziz A, dikenal sebagai Abu Walaa, yang didakwa bulan lalu dengan mendukung ISIS.
Saksikan juga video menarik berikut ini: