Liputan6.com, Mosul - Sebanyak 97 militan ISIS di Mosul timur dan selatan tewas di tangan pasukan keamanan dan koalisi Irak, pada Minggu, 25 Desember 2016. Hal tersebut disampaikan oleh Komando gabungan Militer Irak, di mana kelompok radikal itu terus mempertahankan 'benteng' mereka dengan serangan bunuh diri dan artileri.
Menurut militer Irak dalam sebuah pernyataan, para militan tewas dalam tiga insiden terpisah.
Dalam salah satu insiden, militan ISIS berupaya mendekati pos polisi federal di selatan Mosul, sebelum pasukan Irak meledakkan dua bom mobil dan menewaskan 21 anggota kelompok yang dipimpin oleh Abu Bakr al-Baghdadi itu.
Advertisement
Pada insiden kedua, tentara menyebut 51 militan ISIS tewas dan beberapa lainnya terluka setelah kelompok tersebut mencoba menyerang kedudukan militer Irak di al Salam dan al Shaimaa, Mosul tenggara.
Dalam lokasi terpisah, pesawat tempur milik pasukan koalisi melakukan serangan udara dalam sebuah pertemuan ISIS di al Wahda, Mosul timur, dan menewaskan 25 militannya.
Mosul, kota dengan populasi paling banyak di Irak, merupakan benteng terakhir ISIS di Irak dan kelompok teror itu telah menetap dengan baik di sana.
Kalah besar-besaran dalam hal jumlah oleh 90.000 pasukan koalisi, ISIS bergantung pada taktik perang asimetris, untuk menimbulkan kerusakan pada lawan-lawannya dan meneror penduduk sipil.
Dikutip dari CNN, Selasa (27/12/2016), pertempuran untuk melawan ISIS di Mosul yang dimulai pada November lalu telah berubah menjadi perang yang menimbulkan banyak korban dari pihak ISIS.
Operasi militer tersebut telah memaksa 100.000 warga meninggalkan Mosul. Organisasi bantuan mengatakan, mereka khawatir bahwa pertempuran mengakibatkan perpindahan lebih dari satu juta orang.
Sementara itu, Pemerintah Irak telah mendorong warga sipil yang berada di tengah-tengah pertempuran Mosul, di mana terdapat satu juta atau lebih yang masih tinggal di sana, untuk tetap menempati rumahnya jika memungkinkan.