Liputan6.com, Wellington - Pihak berwenang Selandia Baru mengatakan mereka akan menguburkan bangkai ratusan  paus yang mati massal terdampar di bibir pantai. Sebelumnya, akan dipindahkan ke suatu daerah yang tak terbuka untuk umum.
Sekitar 300 paus itu akan dipindahkan dengan mesin penggali dan dikuburkan di bukit pasir di Farewell Spit, South Island.
Baca Juga
Pada Senin 13 Februari, para pekerja konservasi akan lebih dulu menusuk bangkai paus untuk melepaskan gas yang terbentuk selama proses dekomposisi. Sebab jika tak dilakukan, paus itu bisa meledak sewaktu-waktu.
Advertisement
"Telah diputuskan bahwa langkah pemindahan bagkai paus dari daerah publik itu sudah tepat," kata Departemen Konservasi Selandia Baru di situsnya, seperti dikutip dari BBC, Senin (13/2/2017).
Pekan lalu, lebih dari 400 paus tiba di sepanjang 5 kilometer pesisir pantai di sebelah Golden Bay. Ini merupakan salah satu insiden terburuk dalam sejarah Selandia Baru.
Sebagian besar paus yang terdampar mati, sementara beberapa yang masih hidup berhasil dikembalikan ke laut oleh petugas konservasi dan relawan.
Sejak itu, paus-paus tetap berdatangan termasuk lebih dari 200 ekor pada Sabtu 11 Februari. Sebagian besar berhasil dikembalikan ke laut.
Juru bicara Departemen Konservasi, Trish Hibah mengatakan kepada BBC bahwa terlihat masih ada sekelompok paus yang masih berenang mendekati pantai.
Sejauh ini belum diketahui pasti mengapa paus-paus itu terus berenang ke pantai.
"Kami memiliki staf di perahu yang berada di lepas pantai, untuk menangani paus yang terancam terdampar," kata Hibah.
"Jika mereka mulai bergerak menuju pantai ... kadang-kadang kami menempatkan orang-orang di dalam air untuk mencegah mereka berenang ke pantai," ungkap Hibah terkait siasat agar paus-paus itu tak terdampar.
Menurut Project Jonah, Selandia Baru memiliki salah satu tingkat kasus hewan terdampar tertinggi di dunia. Sebelumnya, sekitar 300 lumba-lumba dan paus terdampar di pantai di negara itu setiap tahun.Â
Banyak insiden serupa terjadi di Farewell Spit. Pada Februari 2015 sekitar 200 paus terdampar sendiri di lokasi yang sama, setidaknya setengah dari mereka sudah mati.
Kasus terdamparnya paus terbesar di Selandia Baru terjadi pada tahun 1918 di mana saat itu sekitar 1.000 paus pilot "mendarat" di Kepulauan Chatham. Sementara insiden kedua terjadi pada tahun 1985. Saat itu 450 ekor paus terdampar di Auckland.
Ada sejumlah teori berbeda mengenai kasus terdamparnya kawanan paus ini. Mulai dari karena hewan itu mengejar mangsa terlalu jauh hingga ke dekat pantai sampai ada pula yang mengatakan mereka mencoba melindungi salah satu anggota kelompok yang sakit.
Farewell Spit digambarkan sebagai area "perangkap" paus. Wilayah ini memiliki garis pantai terjulur yang panjang dan pantai yang landai sehingga menyulitkan paus untuk menavigasi dengan sistem sonar sekali kawanan itu mendekat ke bibir pantai.