Arab Saudi Segera Buka Gym Khusus Perempuan

Gym khuhus perempuan bertujuan untuk memotivasi hidup lebih sehat, karena obesitas di Saudi lebih banyak diderita perempuan.

oleh Citra Dewi diperbarui 14 Feb 2017, 12:00 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2017, 12:00 WIB
Ilustrasi perempuan berhijab
Ilustrasi (Reuters)

Liputan6.com, Riyadh - Arab Saudi berencana membuka gym atau pusat kebugaran khusus perempuan di setiap lingkungan. Hal tersebut dinilai sebagai langkah kecil kerajaan itu menuju kemerdekaan perempuan.

Namun gym tersebut bertujuan untuk memotivasi perempuan untuk menjadi lebih sehat. Menurut organisasi kesehatan CDC, obesitas lebih banyak diderita perempuan dibanding laki-laki di Arab Saudi.

Kerjaan Arab Saudi tetap tak memberikan izin bagi perempuan untuk mengikuti olahraga ompetitif, seperti sepak bola, voli, basket, atau tenis.

Wakil Presiden untuk Urusan Perempuan di Otoritas Umum Olahraga, Putri Reema binti Bandar, mengatakan kepada surat kabar Okaz bahwa Arab Saudi akan mulai memberikan izin gym khusus perempuan pada akhir Februari.

Arab Saudi dikenal sebagai negara yang sangat konservatif dan memberlakukan aturan ketat bagi perempuan.

Dikutip dari CNN, Selasa (14/2/2017), tidak ada pelajaran olahraga untuk perempuan di sekolah yang dikelola negara. Hal tersebut disebabkan karena banyak ulama Arab Saudi yang meyakini bahwa kegiatan itu akan menimbulkan dosa.

Arab Saudi merupakan satu-satunya negara yang melarang perempuan menyetir mobil.

Meski demikian, sejumlah pihak mulai menyuarakan hak-hak perempuan. Pada Desember lalu, miliarder sekaligus pangeran Arab Saudi, Pangeran Alwaleed bin Talal, mengambil sikap untuk melawan peraturan 'turun-menurun' negerinya yang melarang perempuan untuk mengemudi.

Pangeran Alwaleed menulis empat halaman opini di website pribadi yang ia kaitkan ke Twitternya. Di situ, Pangeran Alwaleed mengatakan, sudah saatnya para perempuan Arab Saudi mengemudi mobilnya sendiri.

Arab Saudi adalah satu-satunya negara di dunia di mana perempuan tidak diizinkan untuk mengemudi. Menurutnya, larangan negara itu adalah "pelanggaran fundamental atas hak-hak perempuan".

Selain itu, Arab Saudi juga memiliki persyaratan ketat lain untuk perempuan. Perempuan di sana harus mendapatkan izin dari suami atau saudara laki-laki untuk menerima paspor, perjalanan luar negeri, atau menikah.

Meskipun dilarang, perempuan Arab Saudi semakin banyak yang mendaftar di universitas dan bergabung dengan tenaga kerja.

Tak hanya itu, ada sejumlah peristiwa penting terjadi pada tahun lalu, di mana perempuan diperbolehkan memilih untuk pertama kalinya dalam sejarah negara itu selama pemilu kota bulan Desember.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya