Akhir Hayat Sheikh Buta Otak Teror Bom New York di Dalam Bui

Sheikh Rahman divonis bersalah karena berencana menyerang beberapa landmark di New York.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 19 Feb 2017, 13:12 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2017, 13:12 WIB
Dalang teror bom New York, Omar Abdel Rahman. (AFP)
Dalang teror bom New York, Omar Abdel Rahman. (AFP)

Liputan6.com, New York - Dalang dari berbagai plot pengeboman di New York pada awal 1990-an dilaporkan meninggal dunia di sebuah penjara di AS. Informasi akhir hayat otak serangan teror di dalam sel penjara tersebut disampaikan oleh pihak keluarga.

Dilansir dari BBC, Minggu (19/2/2017), kematian Sheikh Omar Abdel Rahman diumumkan di Kairo, Mesir oleh perwakilan dari anggota keluarganya.

Omar Abdel Rahman merupakan seorang sheikh tunanetra yang berkhotbah di masjid di New York. Ia dihukum seumur hidup pada 1996, divonis bersalah karena terlibat dalam merencanakan serangkaian serangan teror bom di kota itu.

Menurut hasil penyelidikan, didapati bahwa Sheikh Rahman berencana untuk menyerang beberapa landmark di New York. Tujuannya untuk menghentikan dukungan AS bagi Israel dan Mesir.

Ia dituduh terinspirasi atas insiden pengeboman World Trade Center (WTC) pada 1993, tapi tidak dihukum atas serangan itu karena tak terbukti terkait.

Hakim mengatakan, ribuan orang akan meninggal jika rencana Rahman berhasil dilakukan. Beruntung pihak berwenang berhasil mengendus rencana serangan tersebut.

Shaikh Rahman yang kerap disebut sebagai Blind Sheikh atau Sheikh buta di Amerika, juga diduga berperan dalam berbagai serangan kekerasan di Mesir. Ia bahkan disebut-sebut mengembangkan hubungan dekat dengan kelompok militan Al Qaeda.

Rahman dan sembilan orang lainnya dihukum karena merencanakan "perang terorisme perkotaan" di AS, yang menargetkan lima pengeboman landmark terkemuka New York termasuk Jembatan Washington George dan Lincoln serta Holland Tunnels.

Pihak kejaksaan menyatakan bahwa pengeboman gedung WTC pada 1993 juga bagian dari konspirasi serangan teror itu. Kendati demikian Rahman dan antek-anteknya tak didakwa terkait hal itu.

Sebanyak enam orang tewas dalam serangan pada 1993.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya