Perusahaan Jepang Rilis Aplikasi Ponsel Berburu Toilet Kosong

Perusahaan telekomunikasi Jepang KDDI Corp meluncurkan layanan aplikasi yang membantu menemukan bilik toilet kosong.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 23 Feb 2017, 17:00 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2017, 17:00 WIB
Toilet pintar
Ilustrasi toilet umum di Jepang. (Sumber iStock)

Liputan6.com, Tokyo - Antrean toilet kerap mengular, terutama pada jam istirahat. Sementara, sejumlah orang kesulitan menemukan tandas ketika 'panggilan alam' tiba-tiba datang. Untuk mengatasinya, sebuah perusahaan Jepang merilis aplikasi telepon pintar.  

Perusahaan telekomunikasi KDDI Corp meluncurkan layanan aplikasi yang memberitahukan pengguna tentang toilet yang tidak sedang dipakai.

Sensor-sensor dipasang pada bilik-bilik toilet untuk mendeteksi ketika pintu tertutup. 

Sensor itu terhubung dengan perangkat lain yang menggunakan jejaring telekomunikasi KDDI untuk mengirim informasi ke server jarak jauh.

Dikutip dari Japan Times pada Kamis (23/2/2017), informasi itu membantu pelanggan yang seringkali menunggu terlalu lama untuk menggunakan salah satu bilik toilet.

Daisuke Maruo, juru bicara KDDI, mengatakan, "Orang seringkali membuang waktu ketika mencari-cari toilet yang tersedia di beberapa lantai atau menunggu sampai ada yang tersedia. Menurut kami, layanan ini akan membantu orang menghemat waktu."

Bukan hanya itu, sensor yang terpasang pada pintu bilik juga mengirim surel kepada pengelola ketika ada toilet yang dipakai terlalu lama. Menurut KDDI, pemberitahuan itu membantu pengelola menangani kemungkinan terjadinya kecelakaan atau masalah.

KDDI mengatakan bahwa layanan yang akan dimulai pada Maret nanti pada awalnya akan dimulai di gedung-gedung perkantoran.

Kemudian, layanan akan diperluas ke toilet-toilet umum di gelanggang olah raga, stasiun kereta, pusat perbelanjan, dan lokasi-lokasi lain yang sering ramai.

Tentang itu, Maruo mengatakan, "Walaupun orang kadang-kadang orang mengeluhkan kurangnya jumlah toilet di sebuah bangunan, tidak gampang bagi pengelola bangunan untuk menambahnya."

"Kami percaya solusi ini membantu memecahkan masalah dengan pengetahuan tentang cara penggunaan kamar mandi."

Tidak berhenti di situ, KDDI akan memulai layanan yang menganalisis dan mengendalikan jumlah air yang dipakai untuk menyiram toilet melalui katup saluran yang terhubung dengan internet.

Katup tersebut menganalisa lama waktu seseorang di toilet dan menyediakan air secukupnya untuk membilas toilet.

Beberapa toilet yang terpasang di rumah-rumah dan apartemen-apartemen Jepang memiliki pilihan bilas besar atau kecil. Tapi, tidak selalu demikian untuk toilet perkantoran, kata Maruo.

Dengan penggunaan katup pintar, ia percaya layanan KDDI dapat membantu pengelola fasilitas untuk menghemat 40 hingga 50 persen jumlah air bilasan.

KDDI bukan satu-satunya yang menawarkan layanan serupa itu, misalnya ada Itochu Techno-Solutions Corp yang menjual layanan internet benda-benda (internet of things, IOT) serupa.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya