Liputan6.com, Washington - Wakil Presiden AS, Mike Pence, ternyata secara rutin menggunakan email pribadi untuk kepentingan negara selama ia menjadi Gubernur Indiana. Tak terkecuali, topik yang dibicarakan adalah hal sensitif dan isu keamanan dalam negeri.
Email-email yang dirilis oleh Indianapolis Stars tersebut memperlihatkan bagaimana Pence berkomunikasi lewat email pribadi dengan sejumlah penasihatnya terkait sikap Indiana merespons isu serangan teror.
Dikutip dari USAToday, Jumat (3/3/2017), salah satu email memperlihatkan jawaban dari penasihat keamanan Pence yang memberikan perkembangan dari FBI terkait penahanan beberapa pria yang diduga melakukan aksi teror.
Advertisement
Menurut ahli keamanan siber, email-email itu meningkatkan kekhawatiran apakah informasi sensitif itu aman dari hacker. Karena, pada musim panas lalu, akun pribadi Pence diretas.
Lebih jauh lagi, kelompok aktivis fokus pada transparansi pemerintah. Hal itu terjadi karena email pribadi tidak serta merta langsung ditangkap oleh server negara saat ada permintaan pertanggungjawaban publik.
Sementara itu, kantor Pence di Washington memberi pernyataan tertulis berbunyi, "Sama halnya dengan gubernur-gubernur sebelumnya, selama menjabat sebagai Gubernur Indiana Mike Pence memiliki dua email pribadi dan negara. Sebagai gubernur, Pence tunduk dengan undang-undang Indiana terkait penggunaan email dan akun pribadi dengan memberi arsip kepada negara dan diatur oleh Access to Public Records Act negara bagian Indiana."
Gubernur Indiana yang menjabat kali ini, Eric Holcomb, merilis lebih dari 30 halaman akun AOL Pence. Meski demikian, ia menolak menyebut jumlah tepat email Pence, mempertimbangkan isinya rahasia dan terlalu sensitif untuk dipublikasikan.
Hukum di Indiana tidak melarang pejabat publik menggunakan email pribadi, tapi undang-undang itu mengatur baik email pribadi maupun email resmi harus dibuka untuk kepentingan publik.
Kantor Pence di Washington mengatakan tim kampanyenya telah mempekerjakan kontraktor luar untuk menelaah email-nya saat ia meninggalkan jabatannya sebagai gubernur.
Skandal email yang menimpa Pence ini mengingatkan publik pada kasus yang juga sempat menyerang mantan capres AS, Hillary Clinton. Ia dikabarkan menggunakan server dan email pribadi saat menjabat sebagai menlu.
Namun, pada masa kampanye pilpres 2016 lalu, Pence kerap mengkritik Hillary terkait dengan akun pribadi Nyonya Clinton yang menghapus email-email itu serta memberikan "umpan" kepada peretas terkait penggunaan akun pribadi.
"Nyonya Clinton adalah kandidat Presiden AS paling tidak jujur semenjak Richard Nixon," ujar Pence kepada NBC pada September tahun lalu.
Juru bicara Pence, Marc Lotter, mengatakan membandingkan apa yang terjadi dengan bosnya dengan Hillary adalah hal absurd.
"Pence tidak berurusan dengan informasi rahasia federal sebagai gubernur. Dan email Pence adalah email yang digunakan publik biasa, tidak seperti Hillary yang memiliki server pribadi di rumahnya," kata Lotter.
Namun demikian, para ahli mengatakan email Pence sama tidak amannya dengan server Hillary.