Liputan6.com, Oxford - Fisikawan kenamaan dunia, Stephen Hawking, memperingatkan bahwa kita perlu mengontrol teknologi untuk mencegah hancurnya umat manusia.
Hawking yang sebelumnya pernah mengungkapkan soal bahaya kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), meyakini bahwa kita perlu membuat cara mengidentifikasi ancaman dengan cepat.
"Sejak peradaban dimulai, agresi berguna lantaran ia memberikan semangat untuk bertahan hidup," ujar pria asal Inggris itu kepada The Times.
Baca Juga
"Hal ini terprogram ke dalam gen kita menurut evolusi Darwin. Saat ini, bagaimana pun, teknologi telah berkembang dalam fese di mana agresi tersebut dapat menghancurkan kita lewat perang nuklir atau bilogis. Kita perlu mengontrol insting yang diwarisi oleh logika dan akal kita," kata Hawking.
Advertisement
Dikutip dari Independent, Kamis (9/3/2017), Hawking menyarankan "sejumlah bentuk pemerintahan dunia" merupakan hal ideal untuk menangani hal itu. Tapi menurutnya, hal itu akan menciptakan lebih banyak masalah.
"Tapi itu mungkin akan menjadi tirani," imbuh Hawking. "Semua ini mungkin terdengar seperti malapetaka, tapi saya optimistis. Saya pikir umat manusia akan bangkit untuk menghadapi tantangan ini."
Dalam acara Reddit AMA pada 2015, Hawking mengatakan bahwa AI akan tumbuh begitu kuat dan mampu membunuh seluruh umat manusia secara tak sengaja.
"Risiko nyata dengan AI tidak hanya kejahatan, tetapi kompetensi," ujar pria kelahiran 8 Januari 1942.
"AI yang super cerdas akan sangat baik dalam mencapai tujuan-tujuannya, dan jika tujuan mereka tidak selaras dengan kita, manusia akan berada dalam kesulitan," imbuh Stephen Hawking.
CEO Tesla, Elon Musk, juga berbagi sudut pandang yang sama. Ia memperingatkan bahwa manusia berada dalam bahaya jika tak selaras dengan AI.
"Seiring waktu saya berpikir bahwa kita mungkin akan melihat gabungan kecerdasan biologis dan kecerdasan digital," ujar Musk. Hal tersebut menunjukkan bahwa manusia bisa bergabung dengan mesin di masa depan agar tetap dalam area aman.