Liputan6.com, Jakarta - Ada ribuan spesies berbeda ular di seluruh dunia. Hewan melata tersebut bisa ditemukan di gunung, hutan, gurun, dataran rendah, lahan pertanian, lingkungan pemukiman, sampai lautan.
Advertisement
Baca Juga
Kebanyakan spesies ular hidup di daerah tropis. Sebagaimana umumnya hewan berdarah dingin, ular tidak dapat ditemui di tempat-tempat tertentu seperti di puncak-puncak gunung dan daerah padang salju atau kutub.
Ular juga tidak bisa ditemui di daerah Irlandia, Selandia baru, Greenland, pulau-pulau terisolasi di Pasifik seperti Hawaii, serta Samudera Atlantik.
Sebaliknya sejumlah lokasi di dunia menjadi surga bagi hewan reptil tersebut. Misalnya, sebuah pulau di Brasil yang jadi sarang ular paling mematikan di muka Bumi.
Dikutip dari Epic Adam Wildlife pada Rabu (4/4/2017), berikut ini adalah 5 tempat di dunia yang menjadi surga bagi ular:
1. Pagoda Ular di Paleik, Myanmar
Sejumlah budaya dunia memandang ular sebagai mahluk jahat dan harus dihindari, tapi ada yang menganggapnya sebagai hewan suci.
Pagoda ular yang mengelilingi kuil Hmwe Paya di Myanmar dibangun pada 1979 setelah sepasang ular piton ditemukan bergelung pada sebuah patung Buddha dalam kuil.
Para rahib berulang kali berupaya membawa hewan-hewan itu ke hutan, namun mereka selalu kembali lagi. Melihat hal tersebut, para rahib menduga bahwa ular-ular itu adalah reinkarnasi para rahib dari masa lampau sehingga mereka tidak lagi mengusir ular-ular tersebut.
Sekarang ini, ular-ular itu tinggal dengan nyaman di tempat itu dan berdampingan secara damai dengan para rahib, bahkan diberi makan setiap harinya.
Banyak ular kemudian berdatangan ke tempat itu dan berdiam dalam kuil. Para pengunjung pun berdatangan untuk menyaksikan ular-ular di sana.
Advertisement
2. Taman Nasional Palo Verde di Costa Rica
Taman itu merupakan rumah bagi konsentrasi besar burung-burung air di Amerika Selatan sehingga tidak heran kalau menarik bagi ular boa pembelit yang memangsa burung-burung itu dan telur-telurnya.
Di pulau itu, tidak jarang terlihat ular-ular boa menikmati santapan yang banyak tersedia di sana, terutama ketika musim kering.
Keberadaan ular dan burung di sana kemudian menjadi tontonan wisata yang berangkat dari Rio Tempesque.
3. Pantanal, Brasil
Banyak tempat di Amerika Selatan yang menjadi rumah bagi populasi besar ular.
Dalam hutan-hutan Amazon berkeliaran berjenis-jenis ular, termasuk yang terbesar maupun paling berbisa.
Di Pantanal, Brasil, ada suatu tempat yang sangat disenangi anakonda sehingga malah menjadi daya tarik wisata.
Estrada Parque adalah suatu jalur tanah di tengah Pantanal selatan dengan pemandangan lazim ular-ular sedang berjemur di bawah sinar matahari atau berkeliaran.
Keberadaan ular-ular itu menjadi tontonan yang menarik, asal dipastikan mengamatinya dari jauh.
Advertisement
4. Gurun Sonoran
Gurun yang terletak di negara bagian Arizona ini merupakan rumah bagi banyak spesies ular derik sedunia. Iklim dan habitatnya amat ideal bagi ular-ular.
Walaupun populasinya besar, ular-ular derik tidak terlalu kelihatan berkeliaran karena kecenderungan hewan itu menghindari kontak dengan manusia.
Ketika merasa terancam oleh mahluk yang mereka anggap sebagai pemangsa, ular itu akan menghasilkan suara derik dari ekornya sebagai tanda peringatan.
Ular itu cenderung menghindari tempat terbuka dan memusatkan upaya mengejar mangsa yang lebih kecil semisal tikus.
Interaksi dengan ular derik paling kerap terjadi pada musim hangat. Karena amat banyak, ular-ular seringkali menjadi bagian dari acara perburuan ular derik.
5. Pulau Ular, Brasil
Pulau itu terletak di lepas pantai Brasil, tidak sampai 160 kilometer jauhnya dari Soo Paulo. Pulau itu menjadi kawasan paling dipadati ular di seantero planet.
Ilha de Queimada Grande menjadi pulau tanpa manusia dan bahkan kunjungan ke sana merupakan tindakan ilegal. Alasannya adalah karena membludaknya ular keemasan berkepala lancip.
Ular dengan nama ilmiah Bothrops insularis merupakan salah satu spesies ular paling ganas di dunia.
Kematian karena genus ular jenis ini bertanggung jawab atas 90 persen kematian karena gigitan hewan melata itu di Brasil.
Untungnya, kenaikan permukaan air laut yang terjadi 11.000 tahun lalu, ular-ular itu terpisah dari daratan utama yang dihuni manusia. Hewan-hewan tersebut juga berevolusi secara terpisah dengan para sepupunya di benua Amerika.
Hidup nyaman tanpa predator namun mangsa darat yang sulit didapat, dua hal ini yang lantas terjadi: ledakan jumlah mereka tak terkendali, dan ular-ular itu menjadikan burung-burung yang bermigrasi sebagai sumber makanan.
Agar burung yang menjadi mangsa tak lepas dari jangkauan, golden lancehead viper berevolusi untuk menghasilkan bisa yang 5 kali lebih kuat dari ular daratan. Dengan racunnya itu mereka bisa menjatuhkan burung dengan segera.
"Saking kuatnya bisa tersebut, ia bisa melelehkan daging manusia, dan membunuh orang dalam 1 jam," demikian Liputan6.com kutip dari FoxNews.
Tak ada manusia yang menghuni Ilha de Queimada Grande, meski petugas Angkatan Laut merawat sebuah mercu suar otomatis yang ada di sana setiap tahun.
Penjaga mercu suar terakhir, istri, dan 3 anak mereka konon tewas akibat gigitan ular mematikan itu di tahun 1920-an. Demikian dilaporkan Atlas Obscura.
Rumor yang menyebar menyebut, keluarga malang itu sedang lari dari rumah menuju perahu, tak siap menghadapi serangan ular-ular yang ada di atas pohon.
Advertisement