Liputan6.com, Pyongyang - Semenanjung Korea semakin memanas. Setelah USS Carl Vinson merapat ke area 'panas' itu, kini sejumlah kapal perang Jepang dilaporkan akan bergabung.
Bergabungnya kapal perang Jepang berasal dari informasi dua pejabat tinggi Negeri Sakura itu.
Baca Juga
Pernyataan mereka, seperti dikutip dari kantor berita Jepang, Kyodo, mengatakan bahwa beberapa kapal perusak (destroyer) dari Angkatan Laut Jepang akan bergabung dengan USS Carl Vinson dan kapal perang lainnya menuju Laut China Timur.
Advertisement
Sumber-sumber di pemerintahan Jepang mengatakan, mereka akan bergabung dalam latihan bersama termasuk pendaratan heli di salah satu kapal serta latihan komunikasi.
USS Carl Vinson dilengkapi dengan dua reaktor nuklir dan mampu membawa 100 pesawat terbang.
Dikutip dari The Guardian, pada Jumat (14/4/2017), langkah Jepang itu diambil setelah Presiden China Xi Jinping meminta seluruh negara bersikap tenang menghadapi naiknya tensi di Korea Utara.
Pernyataan Xi diungkapkan dalam telepon dengan Donald Trump setelah sebelumnya kedua pemimpin itu bertemu di AS.
"China bertekad untuk mencapai tujuan denuklirisasi di Semenanjung Korea, menjaga keamanan dan stabilitas di kawasan, serta mengadovkasi masalah lewat jalan damai," kata Xi Jinping, seperti dilansir dari CCTV.
Pernyataan Xi diungkapkan setelah Donald Trump berkicau bahwa pihaknya menekan China agar lebih aktif lagi memaksa Korut menghentikan program senajata nuklirnya.
Kapal perang AS dikerahkan setelah sebelumnya berencana mengunjungi Australia.
Armada tersebut berlayar menuju utara dari Singapura menuju Semenanjut Korea.
Sementara, spekulasi perang bakal bergelora berkembang setelah desas-desus mengatakan bahwa Pyongyang merencanakan untuk melontarkan kembali misil di sejumlah hari perayaan negeri itu.
Uji Coba Misil?
Para pengamat Korut percaya, rezim Kim Jong-un akan melakukan uji coba misil pada perayaan ke-105 hari lahir Kim Il-sung pada Sabtu 15 April mendatang. Atau akan melakukannya pada peringatan 85 tahun hari lahir militer Korut yang jatuh pada 25 April.
Sejauh ini, China adalah negara penting bagi hubungan diplomasi Korut serta menjadi partner dagang utama Pyongyang.
Ada tanda-tanda jika China akan mengambil langkah untuk menghentikan Korut dan pemimpinnya, Kim Jong-un. Beijing dilaporkan mengusir kapal kargo Korut yang membawa batu bara.
Untuk mengurangi kekurangan keperluan batu bara, China telah mulai mengimpor dari AS. Impor batu bara ini adalah pertama kalinya setelah dua tahun hubungan Washington Beijing yang mendingin.
Media-media China telah melaporkan adanya kewaspadaan tingkat tinggi bahwa perang di Semenanjung Korea kian mungkin terjadi.
Opini tabloid pemerintah China, Global Times merilis bahwa warga Tiongkok tak setuju dengan Korut dan meminta aksi lebih keras lagi termasuk menolak impor minyak mentah dari Korea Utara.
Sementara itu, diplomat senior Jepang mengatakan, keikutsertaaan negaranya adalah bagian dari untuk menekan Korea Utara agar setuju melakukan perdamaian diplomatik.
Meski digembor-gemborkan bahwa Korut akan menabuh genderang perang pada Sabtu mendatang, pengamat Korut mengatakan uji coba nuklir tak akan terjadi dalam waktu detak.
Namun, Korut sendiri telah berkoar bahwa mereka mengancam akan adanya konsekuensi besar jika AS terus meprovokasi mereka. Pernyataan itu dikeluarkan setelah Carl Vinson memilai perjalanannya menuju Semenanjung Korea.
"AS sepenuhnya bertanggung jawab atas konsekuensi bencana yang akan mereka tanggung dengan tindakan keterlaluannya itu," kata media corong Kim Jong-un Korean Central News Agency mengutip seorang juru bicara kementerian luar negeri.
"Korea Utara siap untuk bereaksi terhadap modus perang yang diinginkan oleh AS."