Petugas Bertopeng Pindahkan Patung Simbol Rasisme di AS, Ada Apa?

Monumen yang merupakan simbol rasis di AS bagian selatan di masa lalu dipindahkan dari kota New Orleans.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 25 Apr 2017, 11:00 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2017, 11:00 WIB
Petugas Bertopeng Pindahkan Monumen Lambang Rasis di AS, Ada Apa?
Petugas Bertopeng Pindahkan Monumen Lambang Rasis di AS, Ada Apa? (Twitter)

Liputan6.com, New Orleans - Beberapa pekerja di New Orleans, lengkap dengan topeng, helm dan rompi anti-peluru memindahkan sejumlah monumen Konfederasi di New Orleans. Beberapa pejabat kota itu mengatakan, monumen merupakan simbol rasis di AS bagian selatan di masa lalu.

Dikutip dari BBC, pada Selasa (25/4/2017), para pekerja itu dikawal dan dipantau oleh beberapa penembak jitu. Pemindahan patung itu berlangsung pada dini hari dan selesai pada subuh dalam sebuah operasi gerak cepat untuk mencegah pemrotesan.

Ada empat monumen di kota itu, namun baru satu yang berhasil dipindahkan. Sisanya menunggu waktu yang tepat.

Monumen-monumen itu akan direlokasi "ke tempat di mana benda itu bisa dilihat sebagai konteks bersejarah," kata pernyataan balai kota.

Wali kota New Orleans, Mitch Landrieu mengatakan para pekerja mendapat intimidasi dan ancaman yang intens dari masyaraka pro-monumen.

Monumen Battle of Liberty Place diangkut dengan truk bak terbuka besar yang nomor pelat mobilnya ditutupi pada pukul 05.30 Senin 24 April setelah mereka bekerja mempreteli patung itu selama empat jam.

Petugas Bertopeng Pindahkan Monumen Lambang Rasis di AS, Ada Apa? (Twitter)

Pertama kali berdiri pada 1891, monumen itu dibuat untuk memperingati upaya Crescent City White League umenggulingkan pemerintahan pasca-Perang Saudara.

Prasasti asli monumen tersebut memuji "supremasi kulit putih di Selatan", namun baru saja diganti dengan plakat lain yang mengakui "orang Amerika di kedua sisi" yang meninggal dalam perang tersebut.

Walikota Landrieu menyebut patung itu merupakan"paling ofensif" dari peringatan mayoritas kota Afrika-Amerika.

"Pemindahan patung-patung ini mengirimkan pesan yang jelas dan tegas kepada masyarakat New Orleans dan negara: New Orleans merayakan keragaman, inklusi dan toleransi kita," kata Landrieu.

Mayoritas pejabat kota itu, 6 setuju satu menolak, memutuskan untuk memindahkan empat monumen ke Konfederasi, negara bagian selatan yang memisahkan diri dari AS, memicu Perang Saudara Amerika 1861-65.

Aktivis yang menentang kepindahan telah melakukan kekerasan, dan sebuah mobil milik satu pekerja yang dipekerjakan oleh kota untuk memindahkan monumen itu dibakar.

Pendukung monumen mengatakan bahwa mereka adalah warisan budaya yang lebih mempromosikan warisan daripada rasisme.

Keputusan untuk memindahkan patung-patung itu datang pada bulan Desember 2015 setelah seorang supremasi kulit putih menembak mati sembilan jemaat kulit hitam di sebuah gereja di South Carolina.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya