Liputan6.com, Paris - Tiphaine Auziere, putri bungsu ibu negara Prancis, menuduh pihak lawan politik merasa "cemburu" dan diduga memberi serangan misoginis kepada Brigitte Trogneux.
Misoginis adalah bentuk kebencian atau tidak suka terhadap wanita atau anak perempuan. Misoginis dapat diwujudkan dalam berbagai cara, termasuk diskriminasi seksual, fitnah perempuan, kekerasan terhadap perempuan, dan objektifikasi seksual perempuan.
Advertisement
Tiphaine Auziere, yang merupakan kandidat anggota parlemen untuk La Republique En Marche dari kubu Emmanuel Macron ini, membela sang ibu atas penghinaan seksualitas dan gender. Brigitte Trogneux dihina hanya karena usianya yang jauh lebih tua 24 tahun dari sang suami.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari The Guardian, Senin (15/5/2017), Tiphaine Auziere mengatakan, "Saya pikir kita tidak dapat acuh tak acuh terhadap permasalahan ini. Malu rasanya ketika hidup di Aaad ke-21, tetapi masyarakat Prancis masih melakukan serangan semacam itu," ujarnya kepada televisi Prancis, BFMTV
Pengacara berusia 32 tahun tersebut juga menambahkan, "Fakta di lapangan menunjukkan sebaliknya. Saya bertemu orang-orang yang sangat mendukung langkah saya. Jika ada orang yang tidak melakukan hal lain selain mengkritik, maka biarkan saja mereka melakukan hal tersebut."
Sebelumnya, Brigitte tinggal di Amiens dan memiliki bisnis pembuatan cokelat. Brigitte memiliki tiga anak laki-laki dan dua anak perempuan dari pernikahan pertamanya bersama Andre Louis Auziere. Brigitte berpisah dengan sang suami pada 2006 dan menikah dengan Macron.
Ia bertemu dengan Macron saat menjadi guru drama di sebuah sekolah menengah atas.
Dikutip dari BBC, Macron yang kala itu berusia 15 tahun disebut sebagai siswa yang sangat pandai. Brigitte yang saat itu menjadi gurunya di sekolah swasta Jesuit menyebut Macron sebagai seseorang yang bertindak seperti orang dewasa, bukannya seperti remaja.
Setelah menikah, pasangan tersebut pindah ke Paris tempat Macron melanjutkan studi. Sementara itu Brigitte masih bekerja sebagai guru.