Presiden Duterte: Turki dan Mongolia Bisa Gabung ASEAN

Duterte kembali mengejutkan publik dengan pernyataan kontroversial. Ia menyatakan mendukung keanggotaan Turki dan Mongolia di ASEAN.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 16 Mei 2017, 20:16 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2017, 20:16 WIB
Duterte dan Pasangannya-AP-20170430
Presiden Filipina Rodrigo Duterte didampingi pasangannya, Honeylet Avancena, menunggu para pemimpin negara-negara anggota ASEAN yang akan menghadiri KTT ke-30 ASEAN di Manila, Filipina, Sabtu (29/4). (AP Photo / Bullit Marquez)

Liputan6.com, Manila - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan, pemimpin Turki dan Mongolia telah menyatakan minat untuk bergabung dengan ASEAN. Ia sendiri akan memberikan dukungan.

"Mereka ingin bergabung dengan ASEAN dan karena Filipina sekarang adalah ketua, mereka ingin saya mensponsori keanggotaan mereka, saya katakan 'kenapa tidak?'," ujar Presiden Duterte seraya menolak mempersoalkan isu geografi seperti yang dimuat AFP dan dilansir Asian Correspondent, Selasa (16/5/2017).

Gagasan tersebut muncul saat Duterte mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan PM Mongolia Jargaltulga Erdenebat di sela-sela KTT Jalur Sutra di Beijing, China.

ASEAN saat ini beranggotakan 10 negara di antaranya Filipina, Malaysia, Indonesia, Laos, Singapura, Thailand, Vietnam, Myanmar, Kamboja, dan Brunei Darussalam. Secara geografis, negara anggota terletak di Asia Tenggara, ini merupakan kriteria kunci untuk masuk ke organisasi kawasan ini.

Sri Lanka, yang letaknya lebih dekat ke ASEAN dibanding Mongolia atau Turki ditolak untuk bergabung saat pembentukan organisasi ini empat dekade lalu.

Australia, yang merupakan tetangga di bagian selatan sejumlah negara ASEAN juga menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan organisasi kawasan ini. Isu ini telah bergulir cukup lama.

Adapun Turki yang terletak lebih dari 6.000 kilometer di timur Myanmar, antara Suriah dan Yunani, jelas-jelas bukan bagian dari Asia Tenggara.

"Turki tampaknya ambivalen apakah menjadi jembatan bagi Eropa dan Asia atau menjadi Asia. Mereka tidak jelas soal itu. Mereka selalu bersikap ambivalen," ungkap Duterte seperti dilansir The Star.

"Terkadang, mereka mengatakan bahwa mereka adalah bagian dari Asia. Tapi kadang mereka mengatakan bahwa mereka adalah jembatan Asia ke Eropa," imbuhnya.

Duterte dikabarkan mendiskusikan keinginan Turki dan Mongolia untuk bergabung ke ASEAN ini dengan pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi.

Dijelaskan Duterte, "Dia (Suu Kyi) mengatakan, 'Sudahkah Anda mempertimbangkan dari sisi geografi, apakah mereka bagian dari ASEAN atau tidak?' Iya. Saya jawab iya," kata orang nomor satu di Filipina tersebut.

Hingga saat ini belum ada tanggapan dari negara-negara ASEAN lainnya atas pernyataan Duterte yang mendukung keanggotaan Turki dan Mongolia di organisasi  kawasan Asia Tenggara itu.

Duterte sendiri dikenal sebagai pribadi yang kontroversial. Mantan wali kota Davao itu banyak dikritik atas kebijakan perang brutalnya melawan narkoba.

Baru-baru ini, panelis Kongres Filipina menolak upaya untuk memakzulkan Duterte yang dimotori oleh Gary Alejano, seorang perwakilan kelompok minoritas. Alejano menuding Duterte melakukan kejahatan luar biasa, menyalahgunakan kekuasaan dan kepercayaan publik, memanipulasi aset, dan bertanggung jawab atas pembunuhan ekstra-yudisial terhadap ribuan warga Filipina menyangkut kebijakan 'War on Drugs' yang berlangsung sejak Juni 2016.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya