Donald Trump: Neo-Nazi dan Ku Klux Klan Adalah Penjahat

Presiden Trump secara spesifik mengutuk kelompok neo-Nazi Cs sebagai biang keladi demonstrasi berdarah di Charlottesville, Virginia

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 15 Agu 2017, 12:00 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2017, 12:00 WIB
Presiden ke-45 Amerika Serikat, Donald Trump
Donald Trump saat mengumumkan hengkangnya AS dari Kesepakatan Paris di Gedung Putih (1/6/2017) (AP Photo/Andrew Harnik)

Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Donald Trump akhirnya secara spesifik mengecam sejumlah kelompok kebencian, termasuk kubu supremasi kulit putih, atas keterlibatan mereka dalam demonstrasi berdarah di Charlottesville, Virginia.

Pidato itu ia sampaikan di Gedung Putih pada Senin 14 Agustus malam waktu setempat.

Kecaman yang disampaikan sang presiden, baru terlontar dari mulutnya setelah dua hari pasca-demonstrasi yang menewaskan satu orang dan melukai puluhan lainnya pada Sabtu lalu. Demikian seperti yang dilansir ABC News, Selasa (15/8/2017).

"Rasialisme adalah hal yang sangat jahat," kata Trump.

"Dan mereka yang menyebabkan merebaknya kekerasan mengatasnamakan rasialisme adalah kriminal dan penjahat, termasuk Ku Klux Klan, neo-Nazi, supremasi kulit putih, dan kelompok kebencian lain yang bertentangan dengan nilai-nilai Amerika."

Presiden juga menambahkan,"Siapapun yang melakukan tindak kriminal dalam demonstrasi sarat rasial pekan lalu, kalian semua akan diseret untuk bertanggung jawab. Keadilan akan ditegakkan."

Sebelumnya, banyak pihak melontarkan kritik tajam kepada Trump, Orang Nomor Satu di Negeri Paman Sam itu dianggap 'melempem', sebab ia tak langsung menuding kelompok supremasi kulit putih sebagai biang keladi demonstrasi berdarah di Charlottesville.

Akhirnya, butuh waktu dua hari bagi Trump untuk menyebut bahwa kelompok fasis - rasialis itu merupakan akar permasalahan demonstrasi Sabtu lalu.

Pidato Senin malam lalu adalah kali kedua sang presiden ke-45 AS itu membahas salah satu tragedi nahas yang terjadi di masa pemerintahannya.

Yang pertama pada Sabtu lalu, tepat ketika situasi di Charlottesville masih memanas, Donald Trump --yang kala itu berada di New Jersey-- mengeluarkan pernyataan.

Saat itu, sang presiden menilai bahwa demonstrasi tersebut sarat akan 'kebencian, fanatisme, dan kekerasan dari kedua belah pihak'. Secara tersirat, Trump nampak menuding bahwa kelompok demonstran penentang --anti supremasi kulit putih-- juga turut memicu kekerasan yang terjadi.

Komentar itu menuai kritik khalayak. Menepis komentar pedas publik kala itu, Gedung Putih lantas memberikan komentar tambahan demi mengelaborasi pernyataan Trump. "Memang terjadi kekerasan dari kedua kubu demonstran yang bentrok," kata salah satu juru bicaranya.

 

Saksikan juga video berikut ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya