Sepucuk Surat Korut Minta Australia Menjauhi AS, Ada Apa?

Surat dari Korut yang diterima Australia dikirim melalui Kedutaan Besar Korea Utara di Indonesia dan diterima sejumlah negara lain.

oleh Citra Dewi diperbarui 20 Okt 2017, 10:14 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2017, 10:14 WIB
Kim Jong Un saat Kunjungi Perkebunan Buah
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Un memeriksa apel-apel yang sudah panen saat mengunjungi sebuah perkebunan di Kwail County, provinsi Hwanghae Selatan pada foto yang dirilis Kamis (21/9). (STR / KCNA VIS KNS / AFP)

Liputan6.com, Canberra - Pemerintah Australia mengatakan pihaknya telah menerima sebuah surat dari Korea Utara. Isinya berupa desakan Canberra untuk menjauhkan diri dari Pemerintahan Amerika Serikat.

Di dalam surat tersebut, Korea Utara juga mengecam peringatan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyebut bahwa negaranya akan menghancurkan Korut jika dipaksa untuk membela diri.

Perdana Menteri Australia, Macolm Turnbull mengatakan bahwa surat itu juga dikirim ke sejumlah negara lain.

"Mereka mengirim (surat) ke banyak negara lain, seperti surat edaran," ujar Turnbull kepada stasiun radio lokal 3AW.

Dalam surat tersebut, Korut mendesak pemerintah negara lain untuk berpaling dari langkah jahat dan sembrono Pemerintahan Donald Trump. Negara pimpinan Kim Jong-un itu juga mengulangi bahwa AS dapat bertanggung jawab atas bencana nuklir yang mengerikan.

Merespons hal tersebut, Turnbull mengatakan bahwa Korea Utara bertanggung jawab atas meningkatnya ketegangan karena telah mengancam akan menembakkan misil nuklir ke Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.

Turnbull menambahkan, langkah itu menunjukkan bahwa tekanan diplomatik berpengaruh terhadap Korea Utara, meskipun surat itu pada dasarnya merupakan 'kata-kata kasar' yang konsisten dengan retorika negara itu sebelumnya.

Surat sepajang satu halaman itu dikirim melalui Kedutaan Besar Korea Utara di Indonesia dan dihubungkan dengan Komite Luar Negeri Majelis Rakyat Agung Pyongyang.

Tekanan Internasional Berpengaruh terhadap Korut

Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, mendeskripsikan surat itu sebagai langkah yang tak pernah terjadi sebelumnya dari Korea Utara.

Baik Bishop dan Turnbull setuju bahwa itu merupakan tanda bahwa tekanan global terhadap Korea Utara berpengaruh. Keduanya pun berharap adanya keterlibatan dunia internasional lebih lanjut.

Pada Sabtu 14 Oktober 2017, Pyongyang memperingatkan Australia bahwa Negeri Kanguru itu tak akan dapat menghindar dari 'bencana'. Hal itu terjadi jika Australia mengikuti kebijakan AS terhadap rezim Kim Jong-un.

Korea Utara telah menentang kesepakatan internasional dalam beberapa bulan terakhir dengan melakukan uji coba nuklir keenam dan meluncurkan dua rudal yang melintasi daratan Jepang.

Atas hal tersebut, AS meresponsnya dengan ancaman kekuatan militer. Namun Menteri Luar Negeri Rex Tillerson menegaskan bahawa Trump ingin menyelesaikan ketegangan itu melalui diplomasi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya