25-10-1983: Kudeta Berdarah Picu Invasi AS atas Grenada

Presiden Reagan mengumumkan terjadinya invasi atas Grenada empat jam setelah pasukannya mendarat di kepulauan itu.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 25 Okt 2017, 06:00 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2017, 06:00 WIB
Invasi Grenada
Invasi Grenada. (defenseimagery/wikipedia)

Liputan6.com, Washington, DC - Marinir dan pasukan Angkatan Darat Amerika Serikat menginvasi Grenada pada 25 Oktober 1983. Mereka merebut dua bandara dan "mengambil" tahanan Kuba dan Uni Soviet.

Seperti dikutip dari BBC History, aksi yang mengejutkan dunia tersebut diperintahkan oleh Presiden Ronald Reagan menyusul terjadinya kudeta berdarah yang dilancarkan militer yang dilatih oleh Kuba. Dalam peristiwa itu Perdana Menteri Maurice Rupert Bishop dan sekitar 13 rekannya dieksekusi.

Invasi yang dilakukan AS ke Grenada didukung oleh helikopter tempur dan 1.900 tentara. Mereka dikerahkan ke Bandara Pearls yang terletak di utara kepulauan itu pada saat fajar. Selang beberapa jam kemudian, 300 tentara dari enam negara Karibia lainnya menyusul.

Langkah AS di wilayah bekas koloni Inggris itu telah membuat marah Perdana Menteri Margaret Thatcher. Pada malam sebelum invasi dilancarkan, perempuan berjuluk "Iron Lady" tersebut telah berbicara dengan Presiden Reagan untuk mencegah AS bertindak lebih lanjut.

Dan Pentagon mengungkapkan "rasa marah" karena Thatcher menolak berpartisipasi dalam invasi tersebut. Padahal, sebelumnya AS mendukung Inggris selama konflik Falkland.

Menteri Pertahanan AS kala itu Caspar Weinberger mengatakan, tiga pasukannya tewas dalam invasi tersebut. Sementara pejabat AS lainnya menyebutkan mereka menangkap 30 penasihat Soviet dan 600 warga Kuba.

The Caribbean Broadcasting Corp, milik pemerintah Barbados melaporkan korban meninggal di pihak warga Kuba adalah empat orang.

Presiden Reagan mengumumkan terjadinya serangan tersebut melalui sebuah konferensi pers di Gedung Putih yang dilakukannya empat jam setelah pasukan AS mendarat di tujuan. Berada di sisinya adalah Perdana Menteri Dominika, Eugenia Charles, yang saat itu juga memimpin Organisasi Negara-Negara Karibia Timur (OECS).

Dalam keterangan persnya, Reagan menerangkan bahwa tindakan militer yang diambilnya dipicu oleh permintaan OECS, Jamaika dan Barbados yang merasa khawatir dengan keamanan kawasan pasca-kudeta. Reagan pun menegaskan bahwa pihaknya ingin memastikan keamanan sekitar 1.000 warga AS yang berada di Grenada, termasuk di antaranya 600 siswa dan guru di sekolah kedokteran St George's University.

Grenada meraih kemerdekaannya pada 1974. Lima tahun kemudian terjadi revolusi populer yang dipimpin oleh New Jewel Movement. Peristiwa ini "menaikkan" Maurice Rupert Bishop ke puncak kekuasaan.

Pemimpin kudeta, Hudson Austin dan Bernard Coard, diketahui keberatan dengan kebijakan PM Bishop untuk mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan Washington. Invasi Grenada pun berakhir pada 15 Desember 1983.

Sejarah mencatat, 25 Oktober 1881, merupakan hari kelahiran Pablo Ruiz Picasso. Sosoknya kelak dikenang sebagai seniman besar dunia.

Ada pun pada 25 Oktober 1785, astronom William Herschel menemukan galaksi NGC 36 di rasi bintang Pisces.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya