Liputan6.com, Manila - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan bahwa seseorang harus berbicara dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un untuk meyakinkannya bahwa tidak ada satu pun yang berusaha menyingkirkannya atau menghancurkan negaranya.
"Perang nuklir sama sekali tidak dapat diterima oleh siapa pun. Dan seseorang harus bicara dengan Kim Jong-un," ungkap Presiden Duterte sesaat sebelum bertolak ke Jepang untuk melakukan kunjungan dua hari seperti dilansir Associated Press pada Senin, (30/10/2017).
Duterte menuturkan bahwa ancaman nuklir Korut merupakan salah satu isu yang akan didiskusikannya dengan Perdana Menteri Shinzo Abe dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Advertisement
Filipina akan menjadi salah satu negara yang disambangi Trump dalam lawatan perdananya ke Asia pada 3 hingga 14 November.
"Akan baik jika AS, Jepang, Korea dan Kim Jong-un bicara. Meyakinkan ia (Kim Jong-un) duduk di meja perundingan dan mengatakan padanya bahwa tak seorang pun mengancamnya, bahwa tak akan ada perang dan jika saja dia bisa menurunkan intonasinya, berhenti mengancam, itu juga akan baik untuk AS," tutur Duterte.
Duterte juga menambahkan bahwa China adalah satu-satunya negara yang bisa menenangkan Kim Jong-un.
Dikutip dari GMA News Online, Duterte saat ini telah mendarat di Tokyo. Ia didampingi oleh 11 menterinya.
Di Negeri Sakura, Duterte dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Shinzo Abe dan Kaisar Akihito. Mantan Wali Kota Davao itu merupakan kepala negara pertama yang mengunjungi Abe sejak ia unggul dalam exit poll pemilu pekan lalu.
Sementara itu, PM Abe tercatat sebagai pemimpin asing pertama yang mengunjungi Filipina pasca-pelantikan Duterte sebagai presiden. Abe bahkan sempat bertandang ke rumah pribadi Duterte di Davao.
Sebelum kedatangan Duterte, Jepang menjanjikan total Bantuan Pembangunan Resmi (ODA) sebesar 1 triliun yen dan investasi sektor swasta untuk menciptakan peluang bisnis di Filipina dalam lima tahun ke depan.