Simpati Pemimpin Dunia untuk Korban Teror Truk Maut New York

Berbagai pemimpin dunia bersimpati atas peristiwa teror yang menewaskan delapan orang dan melukai 11 lainnya di Manhattan, New York.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 01 Nov 2017, 13:25 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2017, 13:25 WIB
Aksi Serangan Truk di Pusat Kota New York
Polisi NYPD mendatangi lokasi sebuah truk yang menabrak pejalan kaki dan pesepeda di Lower Manhattan, New York, Selasa (31/10). Lokasi serangan ini berdekatan dengan World Trade Center (WTC) yang jaraknya berkisar 983 meter. (Martin Speechley/NYPD via AP)

Liputan6.com, New York - Delapan orang tewas dan 11 lainnya terluka ketika sebuah truk maut melaju kencang menyusuri jalan bersepeda di dekat lokasi peringatan tragedi 9/11, di Manhattan, New York City, pada Selasa, 31 Oktober 2017 waktu setempat.

Pelaku diidentifikasi oleh otoritas bernama Sayfullo Saipov (29), kelahiran Uzbekistan yang telah mendapat Green Card -- izin menetap secara permanen di AS.

Kini, Saipov telah diamankan oleh kepolisian New York. Sebelum diringkus, pria itu sempat memicu kepanikan dengan menenteng dua senjata api -- yang ternyata palsu -- beberapa saat setelah keluar dari kendaraan truk mautnya.

Peristiwa teror itu sontak mengejutkan New York, Amerika Serikat dan sejumlah negara lain.

Wali Kota New York City Bill de Blasio menetapkan kejadian itu sebagai aksi terorisme. Adapun Gubernur Negara Bagian New York Andrew Cuomo mengatakan, kejadian itu merupakan sebuah serangan "lone wolf" dan tidak ada bukti bahwa peristiwa itu merupakan bagian dari plot teror yang lebih luas.

Seperti dikutip dari NBC News (1/11/2017), Presiden AS Donald Trump menyebut peristiwa di New York City itu sebagai "sebuah serangan lain yang dilakukan oleh orang sakit dan gila".

Trump juga menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan keluarga mereka atas kejadian yang ia sebut sebagai "serangan teroris". Sang Presiden AS juga berjanji untuk meningkatkan keamanan dan pemeriksaan ketat bagi para imigran (mengingat pelaku berasal dari Uzbekistan).

Presiden Argentina Mauricio Macri turut berduka. Lewat akun Twitter pribadinya, ia mengatakan, "Sangat berduka dengan kematian tragis pada sore ini (Selasa, 31 Oktober waktu setempat) di NY. Kami bersimpati bersama dengan keluarga korban."

Ia menyampaikan belasungkawa setelah diketahui bahwa lima dari delapan korban tewas dan satu korban luka merupakan warga negara Argentina.

Sementara itu, Wakil Perdana Menteri yang sekaligus menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Belgia, Didier Reynders, mengatakan, seorang warga negaranya menjadi korban tewas.

Lewat Twitter, Reynerds mengatakan bahwa dirinya "sangat sedih" dengan kabar kematian seorang warga Belgia. Ia juga menjelaskan, tiga orang Belgia lainnya "juga terluka" dalam serangan tersebut dan saat ini "berada di ruang operasi".

Selain itu, Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan bahwa Britania Raya turut bersimpati kepada New York City. Demikian seperti dikutip dari Telegraph.

Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson turut menyampaikan simpati pada korban aksi teror NY. Melalui Twitter, ia menulis, "Inggris berdiri tegar bersama teman kami Amerika Serikat usai serangan mengerikan di NYC. Saya bersimpati kepada para korban dan semua orang yang terdampak. Kami tidak akan menyerah pada teror."

Wali Kota London Sadiq Khan turut menyatakan belasungkawa kepada korban. Ia mengunggah twit yang bertuliskan, "London ikut bersedih dan kami menyatakan solidaritas dengan New York City setelah serangan teroris yang keji dan pengecut di Manhattan."

Seperti dikutip dari The Guardian, Perdana Menteri India Narendra Modi menyatakan ungkapan bernada serupa. Lewat akun Twitternya, Modi menulis, "Sangat mengutuk serangan teror di New York City. Ikut bersimpati kepada seluruh keluarga, korban tewas, dan korban luka."

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya