Liputan6.com, Denver - Insiden penembakan kembali terjadi di Amerika Serikat (AS), tepatnya di negara bagian Colorado. Penembakan terjadi pada Rabu malam, 1 November 2017, di dekat sebuah toko Walmart yang berlokasi di pinggiran Kota Denver, Thornton. Sedikitnya tiga orang tewas akibat peristiwa tersebut.
Dilansir dari laman Al Jazeera (2/11/2017), dua orang terbunuh di lokasi penembakan AS itu. Sementara satu orang lainnya yang juga seorang wanita meninggal di sebuah rumah sakit setelah dipindahkan dari tempat kejadian melalui layanan darurat.
Polisi Thornton untuk saat ini belum dapat mengkategorikan peristiwa tersebut sebagai insiden "penembakan aktif".
Advertisement
Dikutip dari halaman Twitter milik pihak Kepolisian Thornton, tim penyidik mereka saat ini sedang meninjau rekaman kejadian dan menanyai saksi.
Belum ada penetapan tersangka atas insiden penembakan AS kali ini. Namun, polisi sudah merilis foto dari seorang pria yang dicurigai merupakan seorang pelaku beserta sebuah mobil yang ia kendarai.
Kantor berita lokal, Denver Post, melaporkan para saksi sempat melihat seseorang ditangkap pada saat kejadian. Namun belum jelas, apakah penangkapan tersebut masih ada kaitannya dengan peristiwa penembakan tadi.
Kepemilikan Senjata Api di AS
Kejahatan dengan menggunakan senjata api merupakan hal yang sudah biasa terjadi di AS. Terhitung rata-rata sebanyak 12.000 orang setiap tahunnya meninggal karena pembunuhan yang melibatkan senjata api.
Belum ada satu bulan sebelum penembakan di Walmart Colorado terjadi, publik AS sempat dihebohkan dengan kasus penembakan yang dilakukan oleh Stephen Paddock. Paddock melakukan aksinya pada sebuah festival musik country yang berlangsung di Las Vegas, Nevada, 1 Oktober 2017. Sebanyak 58 orang tewas dan ratusan korban lain mengalami luka pada insiden tersebut.
Penduduk sipil Amerika saat ini memiliki lebih banyak senjata per orangnya dibanding warga sipil di negara lain.
Banyak pihak di sana berpendapat bahwa hak untuk memiliki senjata tertuang dalam Amandemen Kedua Negara.
Sementara itu, pihak penentang melihat perlunya pemeriksaan lebih lanjut seputar latar belakang si pemegang senjata, pembatasan yang lebih ketat untuk jenis senjata yang dapat diperjualbelikan, dan hak kepemilikan senjata yang diperketat.
Advertisement