Terjual Rp 445 M, Harga Berlian Terbesar Ini Dianggap Kemurahan

Walau tidak semahal yang diharapkan, harga akhirnya menjadi rekor dunia untuk berlian kelas D, yaitu berlian yang tembus pandang sempurna.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 15 Nov 2017, 12:28 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2017, 12:28 WIB
Lelang permata di Christie's Jenewa (0)
Art of de Grigosono, salah satu permata kategori D yang warnanya tembus pandang sempurna. Pertama jenis ini sangat langka. (Sumber Christie's)

Liputan6.com, Jenewa - Berlian terbesar sedunia terjual lewat lelang pada harga 25 juta poundsterling yang setara dengan Rp 445 miliar. Tapi, dengan harga sedemikian tinggi pun, para pakar merasa kecewa karena merasa seharusnya batu mulia itu bisa terjual 12 juta poundsterling (Rp 214 miliar) lebih mahal.

Seperti dikutip dari Daily Mail pada Rabu (15/11/2017), perangkat perhiasan itu terjual kepada seorang peserta lelang yang tidak ingin disebutkan namanya melalui telepon. Lelang itu merupakan kegiatan musim gugur di Christie's Jenewa, Swiss.

Proses lelang pun berlangsung amat cepat dengan harga pembuka pada 15 juta poundsterling. Perhiasan itu akhirnya dimenangkan pembeli lewat telepon tersebut. 

Tobias Kormind, pimpinan di 77 Diamonds, menyimpan kekecewaan, katanya, "Saya kecewa Art of de Grigosono tidak terjual pada harga yang lebih tinggi."

Sebelum lelang dimulai, ia menduga harga berlian terbesar di dunia itu bisa mencapai 38 juta poundsterling.

Walau tidak semahal yang diharapkan, harga akhirnya menjadi rekor dunia untuk berlian kelas D, demikian menurut Rahul Kadakia, sang juru lelang dan kepala divisi perhiasan internasional di Christie's.

Peringkat D adalah peringkat tertinggi untuk sebuah warna berlian, yang berarti berlian tersebut benar-benar tembus pandang sehingga memang sangat jarang ada.

Berlian peringkat D dengan jenis warna 11A tersebut diasah dari berlian kasar berukuran 404 karat yang ditemukan pada Februari 2016 di pertambangan Lulo, Angola. Temuan itu menjadi berlian kasar terbesar ke-27.

Berlian mentah itu dianalisa di Antwerpen, lalu diasah di New York melalui proses yang melibatkan para spesialis pengasahan berlian untuk proses pemetaan, pengasahan, hingga pemolesan.

Tim dari ahli perhiasan de Grigosono dari Swiss menciptakan 50 rancangan berbeda untuk permata 163,41 karat tersebut, hingga akhirya memutuskan untuk membuat kalung tak simetris sekeliling permata.

Sisi kiri kalung terbuat dari 18 zamrud, sedangkan bagian kanan terdiri dari dua baris zamrud berbentuk buah persik.

 

Permata Kaum Kerajaan

Permata Mazarin yang berwarna merah muda pernah menghiasi mahkota-mahkota kaum penguasa Prancis. (Sumber Christie's)

Satu perhiasan lagi yang menjadi perhatian dalam lelang pada Selasa lalu adalah sebuah permata besar berwarna merah muda (pink) yang pernah terpasang pada mahkota-mahkota beberapa raja dan kaisar Prancis, termasuk Napolen.

Permata tersebut terjual jauh melebihi perkiraan yang hanya 4,5 juta poundsterling. Lagi-lagi, seorang peserta lelang lain yang juga tak mau disebutkan namanya membeli pada 9 juta poundsterling melalui telepon.

Jika pajak dan komisi diperhitungkan, maka harga yang harus dibayar adalah sekitar 11 juta poundsterling (Rp 196 miliar).

Perhiasan itu diberi nama menurut nama Kardinal Mazarin, seorang kardinal dan diplomat Italia yang juga gemar mengkoleksi karya-karya seni. Ia pernah menjadi menteri kepala pada masa kekuasaan Louis XIII dan Louis XIV yang dijuluki Raja Matahari.

Dalam wasiatnya, Kardinal Mazarin mewariskan permata merah muda itu dan beberapa permata lainnya kepada sang Raja Matahari.

	Kardinal Jules Mazarin karya Mathieu Le Nain, Versailles. (Sumber Wikimedia Commons)

Batu merah muda yang digali dari tambang lama di Golconda, India selatan, kemudian berkilau di mahkota Raja Louis XV and Louis XVI (yang kemudian dipancung menggunakan guillotine).

Kemudian, permata itu menghiasi mahkota Napoleon I, Napoleon II, dan Ratu Eugenie. Sesudahnya, permata itu sempat berada di tangan ahli-ahli perhiasan Prancis bernama Frederic Boucher dan Baron von Derwies.

Permata tersebut dulunya pernah dilelang sekali, yaitu menjadi bagian dari penjualan perhiasaan mahkota Prancis pada 1887, sekitar 17 tahun setelah Kekaisaran Kedua ambruk dan Napoleon III beserta istrinya mencari suaka ke Inggris tanpa membawa perhiasan-perhiasan mereka.

Menurut penjelasan balai lelang Christie's penjualnya kali ini adalah seorang kolektor pribadi, tapi identitasnya tidak diungkapkan.

Lelang permata Christie's yang baru saja meraup total penjualan senilai 80 juta poundsterling akan diikuti dengan lelang serupa oleh balai lelang Sotheby's pada Rabu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya