Inggris Tolak Pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel

PM Inggris menyatakan tidak setuju atas kebijakan Trump yang secara sepihak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 07 Des 2017, 10:02 WIB
Diterbitkan 07 Des 2017, 10:02 WIB
PM Inggris Theresa May
Perdana Menteri Inggris Theresa May (Andrew Matthews/PA via AP)

Liputan6.com, London - Perdana Menteri Inggris Theresa May bergabung dengan barisan pemimpin dunia lainnya, mengecam keputusan Presiden Amerika Serikat yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

May menegaskan bahwa kebijakan Trump tidak akan membantu proses perdamaian di kawasan. Inggris sendiri akan tetap mempertahankan posisi Yerusalem sebagai ibu kota bersama bagi Israel dan Palestina dalam negosiasi solusi dua negara.

"Kami tidak setuju dengan keputusan AS untuk memindahkan Kedubes ke Yerusalem dan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel sebelum kesepakatan terkait status akhir," demikian pernyataan May seperti dikutip dari metro.co.uk pada Kamis (7/12/2017).

"Kami percaya bahwa itu tidak membantu prospek perdamaian di kawasan. Kedubes Inggris di Israel berkedudukan di Tel Aviv dan kami tidak punya rencana untuk memindahkannya."

"Posisi kami terkait status Yerusalem sudah jelas dan berjalan lama: bahwa status harus ditentukan dalam penyelesaian yang dinegosiasikan antara Israel dan Palestina, dan Yerusalem pada akhirnya harus menjadi ibu kota negara bersama Israel dan Palestina," ungkap May.

Ia menambahkan, "Sejalan dengan resolusi DK PBB, kami menganggap bahwa Yerusalem Timur sebagai bagian dari wilayah Palestina yang diduduki".

"Kami berbagi keinginan yang sama dengan Presiden Trump untuk mengakhiri konflik. Kami menyambut baik komitmennya atas solusi dua negara, dan mencatat pentingnya pengakuan (Trump) bahwa status terakhir Yerusalem, termasuk batas-batas kedaulatan di dalam kota, harus tunduk pada negosiasi," tutur May.

"Kami mendorong pemerintah AS untuk mengajukan proposal rincian penyelesaian konflik Israel-Palestina. Untuk mendapatkan peluang kesuksesan terbaik, proses perdamaian harus dilakukan di atmosfer yang bebas dari kekerasan. Kami mengajak seluruh pihak untuk bekerja sama menjaga ketenangan."

Di Inggris, tak hanya PM May yang angkat suara terkait dengan pengakuan Trump atas status Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Pemimpin Partai Buruh, Jeremy Corbyn, juga mengecam langkah Trump.

"Pengakuan Trump atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel, termasuk wilayah Palestina yang diduduki, adalah ancaman sembrono bagi perdamaian. Pemerintah Inggris harus mengutuk tindakan berbahaya ini dan berupaya untuk menyelesaikan konflik secara adil dan layak," twit Corbyn.

Israel Mengucap Syukur

PM Israel, Benjamin Netanyahu, mengucapkan terima kasih kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump karena secara resmi telah mengakui Yerusalem sebagai ibu kota negaranya.

Didampingi Wakil Presiden Mike Pence, Trump mengumumkan pengakuan atas Yerusalem tersebut di Diplomatic Reception Room, Gedung Putih, pada Rabu waktu Washington.

"Terima kasih Presiden Trump atas keputusan bersejarah hari ini untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Umat dan negara Yahudi akan selalu mensyukurinya," ungkap PM Netanyahu seperti dikutip dari independent.co.uk.

"Langkah ini mencerminkan komitmen Presiden (Trump) atas sebuah kebenaran kuno namun abadi, untuk memenuhi janjinya dan untuk memajukan perdamaian."

"Tidak ada perdamaian yang tidak memasukkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel," tegas Netanyahu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya