Liputan6.com, Queensland - Kepolisian New South Wales (NSW), Australia mengatakan, seorang perempuan yang berhasil diselamatkan setelah dua hari terjebak di sebuah tambang tua di barat laut negara bagian itu sungguh beruntung karena masih bertahan hidup.
Perempuan berusia 26 tahun itu dilaporkan hilang dari sebuah kamp pertambangan di wilayah Lighting Ridge, dekat perbatasan negara bagian Queensland, Australia pada Jumat (15/12/2017) malam. Demikian dilansir dari laman ABC Australian Plus.
Suaminya melaporkan bahwa perempuan itu hilang keesokan harinya dan sebuah pencarian mulai dilakukan pada Sabtu 16 Desember 2017, siang, waktu setempat dengan suhu udara yang melonjak di atas 40 derajat Celsius.
Advertisement
Baca Juga
Inspektur David Checkley dari Komando Daerah Castlereagh, Australia mengatakan bahwa mereka sangat khawatir akan kesejahteraan sang perempuan bukan hanya karena panasnya, tetapi juga karena daerah tersebut ditutupi terowongan tambang batu opal.
"Karena kurang cahaya, hilangnya cahaya di malam hari, pencarian dibatasi hanya untuk pencarian dengan kendaraan, karena jumlah tambang di sana dan bahaya yang terkait dengan daerah tersebut," kata Inspektur Checkley.
Di hari selanjutnya, sebuah pencarian gabungan yang melibatkan polisi dan personil dari Dinas Darurat dan Kebakaran Pedesaan telah ditempatkan di kamp tambang dan sebuah pesawat tak berawak digunakan untuk memindai wilayah yang lebih luas.
Pada pagi harinya, para pencari menemukan perempuan itu di kedalaman delapan meter dari sebuah tambang.
"Saat mereka melakukan pencarian di gabungan, mereka menemukan lubang tambang sehingga mereka kemudian memeriksa terowongan itu dan memanggil namanya lalu perempuan tersebut menjawab," kata Inspektur Checkley.
Para petugas dari Unit Penyelamatan Wilayah Barat menggunakan sistem katrol dan pengaman tubuh untuk membawa perempuan itu ke permukaan.
Ia menderita lecet dan dibawa ke Rumah Sakit Lightning Ridge dalam kondisi stabil.
Polisi menggambarkan perempuan itu sebagai sosok yang pantang menyerah, dan terlepas dari cuaca panas di atas permukaan tanah, kondisi di tambang tidaklah buruk.
"Kami sangat beruntung dalam situasi ini karena suhu di terowongan tambang cukup rendah -suhu biasanya sekitar 22 derajat - sehingga terbantu dalam situasi ini," kata Inspektur Checkley.
"Korban mengaku bahwa ia merasa cukup dingin di malam hari."
Inspektur Checkley mengatakan bahwa perempuan Australia tersebut tidak mungkin melakukan kesalahan yang sama lagi.
"Ia melaporkan bahwa dirinya pergi jalan-jalan tengah malam dari kamp, yang jelas berbahaya di daerah semacam itu dan ia menyadarinya," kata Inspektur Checkley.
"Ia mengatakan bahwa ia pasti tak akan melakukan hal itu lagi."