'Ambulans Maut' Mafia Italia Diduga Menewaskan 12 Orang

Polisi di Italia telah menangkap seorang petugas 'ambulans maut' yang diduga membunuh belasan orang untuk mendapat imbalan dari mafia.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 23 Des 2017, 09:12 WIB
Diterbitkan 23 Des 2017, 09:12 WIB
Seks bahaya (1)
Ilustrasi (screencapture)

Liputan6.com, Sisilia - Petugas kepolisian di Sisilia, Italia telah menangkap seorang petugas "ambulans maut" yang diduga membunuh belasan orang untuk mendapatkan uang dari kelompok mafia.

Aparat Italia menahan pelaku lewat sebuah operasi jebakan. Polisi memancing pelaku dengan merancang sebuah rajut komunikasi dan janji temu palsu yang melibatkan seorang informan kepolisian -- seorang eks anggota mafia yang sudah bertobat.

Di tempat yang telah ditentukan dalam rajut komunikasi palsu itu, polisi menangkap pelaku. Lokasi penangkapan dilaporkan terjadi di Catania, Italia. Demikian seperti dikutip dari BBC, Sabtu (23/12/2017).

Usai penangkapan itu, polisi menyebut memeriksa si pelaku terkait dugaan kejahatan pembunuhan yang ia lakukan.

Diduga, pelaku ambulans maut Italia itu melakukan pembunuhan sukarela dengan cara menyuntikkan udara ke pembuluh darah sehingga pasien tewas karena emboli.

Emboli udara dalam peredaran darah mengakibatkan penyumbatan dan kegagalan fungsi jantung korban, serta menyebabkan kematian.

Pelaku diduga kuat melakukan aksinya terhadap setidaknya tiga orang. Seluruh korban merupakan pasien yang memanfaatkan jasa ambulans yang dioperasikan oleh pelaku.

Lokasi pembunuhan diduga terjadi saat ambulans itu beroperasi di wilayah pedalaman, desa kecil bernama Biancavilla, di Italia. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Terkait Mafia yang Mengelola Kuburan

Pembunuhan yang dilakukan pelaku adalah demi mendapatkan imbalan berupa uang dari sebuah tempat pemakaman yang dikelola oleh kelompok mafia Sisilia.

Ia kemudian akan berpura-pura mengatakan kepada keluarga korban bahwa hilangnya nyawa korban disebabkan oleh penyakit.

Kemudian, pelaku akan menyarankan keluarga yang berduka agar jenazah dimakamkan di tempat pemakaman yang dikelola oleh mafia Sisilia tersebut.

Jika keluarga korban yang berduka setuju dan memakamkan korban di pemakaman tersebut, pelaku akan mendapatkan komisi dari pihak mafia Sisilia.

Komisi itu berkisar US$ 355,5 per jenazah.

Laporan awal menunjukkan bahwa skema seperti itu diduga telah beroperasi sejak 2012.

Aparat juga memperkirakan masih banyak korban lainnya.

Perkiraan sementara, ada sekitar 12 jenazah yang diduga aparat berkaitan dengan kasus "ambulans maut" tersebut. Namun dari 12 terduga korban, hanya tiga yang telah diajukan oleh polisi layak untuk disidik.

Hingga kini, aparat dilaporkan masih terus mendalami skandal "ambulans maut" tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya