Batu 'Alien' yang Jatuh di Mesir Ini Berisi Silsilah Semesta?

Batuan antariksa yang jatuh di Mesir, digadang-gadang bisa membuka misteri mengenai bagaimana Tata Surya kita terbentuk.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 16 Jan 2018, 02:02 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2018, 02:02 WIB
Ilustrasi asteroid Bennu
Ilustrasi asteroid Bennu (NASA)

Liputan6.com, Johannesburg - Bebatuan 'alien' antariksa yang jatuh ke Bumi dan ditemukan di padang pasir Mesir, digadang-gadang bisa membuka misteri mengenai bagaimana Tata Surya kita terbentuk.

Batu Hypatia -- dinamakan untuk ahli matematika dan astronom perempuan Barat pertama -- mengandung mineral alien atau asing yang tak pernah ada sebelumnya.  Demikian seperti dikutip dari News.com.au (15/1/2018).

Para ahli mengatakan benda asing itu mungkin terbentuk pada saat alam semesta masih dalam proses pembentukan awal dan mungkin lebih tua dari Matahari dan planet sekitarnya.

Batu Hypatia (Supplied via News.com.au)

Ilmuwan juga sangat senang telah menemukan batu itu. Karena, batu tersebut mengandung senyawa mineral mikro yang tidak ditemukan di tempat lain, baik di Bumi, meteorit, atau komet.

Dan, menurut para pakar, hasil analisis dari batu alien itu bisa -- secara harafiah -- berisi silsilah alam semesta serta menulis ulang sejarah tentang pembentukan jagad raya.

Tak Seperti yang Sebelumnya

Didymos
Ilustrasi asteroid Didymos (ESA–Science Office)

Temuan itu dibuat oleh para periset dari University of Johannesburg. Kemudian, para periset menggunakan teknik pemindaian lanjutan untuk menyelidiki strukturnya.

Dari hasil pemindaian, terungkap bahwa ukuran asli batu itu memiliki panjang dan lebar hingga beberapa meter.

"Namun, saat melewati atmosfer Bumi, batu itu hancur menjadi pecahan kecil. Dan batu Hypatia adalah satu dari pecahan itu," kata perwakilan tim periset.

Batu itu sendiri pun juga kembali terpecah menjadi bagian yang lebih kecil, dengan ukuran sekitar

Anggota tim segera menyadari bahwa struktur dari sebongkah mineral itu -- yang ditemukan di barat daya Mesir pada tahun 1996 -- tidak terlihat seperti sesuatu yang pernah mereka lihat sebelumnya.

Lokasi penemuan Batu Hypatia di kawasan Mesir (Supplied via News.com.au)

Diperkirakan Hypatia adalah fragmen meteor yang telah eksis sebelum Tata Surya kita terbentuk, dan ditangkap oleh gravitasi Bumi jutaan tahun kemudian.

Jan Kramers, profesor yang melakukan studi baru ini, mengatakan, "Yang kita tahu saat ini adalah Hypatia terbentuk di lingkungan yang dingin, mungkin pada suhu di bawah temperatur nitrogen cair di Bumi (-196 Celsius)."

Kramers melanjutkan, batu itu juga berasal dari tempat yang jauh, terletak di antara asteroid, Mars, atau Jupiter -- tempat kebanyakan meteorit berasal.

"Beberapa datang dari kawasan Oort Cloud, bahkan lebih jauh lagi," tambah Kramers.

"Kami hanya tahu sedikit tentang komposisi kimia benda angkasa di luar sana. Jadi langkah kita selanjutnya adalah menggali lebih jauh dari mana Hypatia berasal."

Ilmuwan Temukan Mineral Alien di Pulau Terpencil Skotlandia

Hujan Meteor Geminids pada 12 Desember 2009
Ilustrasi (AFP)

Sejumlah ilmuwan menemukan mineral alien atau asing di situs meteor prasejarah di sebuah pulau terpencil di Skotlandia, Isle of Skye.

Sejumlah ahli geologi dari Birkbeck, University of London, menjadi bagian dari tim yang meneliti batuan vulkanik di Skye itu. Di sana, mereka menemukan sejumlah bentuk mineral yang belum pernah dilihat di Bumi sebelumnya.

Secara spesifiknya, mereka menemukan osbornite yang kaya akan vanadium dan niobium. Kedua mineral alien itu sebelumnya diketahui dalam awan debu yang diperoleh NASA dalam misi angkasa luar.

Awalnya, ilmuwan berpikir bahwa mereka akan melihat aliran vulkanik yang disebut ignimbrite. Namun, ketika mereka menggunakan microprobe electorn (EMP), mereka justru menemukan material angkasa luar yang langka.

"Ketika kami menemukannya, kami sangat terkejut karena kita tak mengantisipasi hal itu," jelas dosen di Department of Earth and Planetary Sciences Birkbeck, Dr Andy Beard, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari News.com.au.

Para periset memeriksa dasar arus lava berusia 60 tahun saat mereka menemukan osbornite. Menurut para ahli geologi, karena mineral itu tak mencair, kemungkinan mineral tersebut merupakan bagian asli meteorit.

Daerah tempat ditemukannya osbornite sangat curam dan berawa. Menurut dosen di Departemen Ilmu Bumi dan Planet, Dr Simon Drake, medan tersebut mungkin telah menghalangi para peneliti sebelumnya untuk menjelajahi situs tersebut.

"Ketinggian rawa itu sepaha kami. Saya ingat dengan jelas telah mengatakan kepada Andy Beard, 'Ini akan bernilai'. Itu layak dilakukan," ujar Drake dalam pernyataan tersebut.

Para ahli mengatakan, temuan tersebut menimbulkan pertanyaan apakah dampak hantaman meteor itu memicu keluarnya lava vulkanik pada saat bersamaan.

Situs kedua yang berjarak tujuh kilometer dari situs pertama, mengungkap mineral langka serupa yang dikenal sebagai "ejecta" -- material yang dikeluarkan dari kawah.

Temuan mineral alien itu telah dipublikasikan di jurnal GeoScienceWorld.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya