Liputan6.com, Sindhurdug - Sebuah wabah mematikan memicu peringatan waspada pada wisatawan di India, setelah persebaran virus berbahaya yang dikenal sebagai Penyakit Hutan Kyasanur -- atau "demam uang" -- terjadi pada ratusan warga, dan menyebabkan 19 orang meninggal, tulis laporan otoritas kesehatan setempat.
Dilansir dari laman Express.co.uk pada Selasa (6/2/2018), penyakit yang disebabkan oleh sejenis virus demam kuning dan demam berdarah itu diyakini mulai merebak di tiga desa di Kota Sindhurdug di Negara Bagian Maharasthra.
Akan tetapi, tidak jelas dari mana asal penamaan "demam uang" untuk virus terkait. Diduga kuat hal itu berkaitan dengan kasus serupa yang sebelumnya terjadi pada hewan primata, yakni memicu perubahan tingkah laku menjadi lebih agresif.
Advertisement
Baca Juga
Laporan otoritas kesehatan setempat mengatakan antara Januari 2016 hingga Januari 2018, berbagai tes laboratorium mengonfirmasi sebanyak 332 kasus sebaran virus terkait, di mana 19 di antaranya menyebabkan kematian.
Virus mematikan itu diketahui menyebar ke manusia melalui gigitan serangga. Namun, beberapa laporan juga menyebut produk susu dari hewan-hewan yang terinfeksi turut menjadi medium penyebaran ke tubuh manusia.
Gejala penyakit yang ditimbulkan oleh virus ini termasuk demam, sakit kepala parah, dan mimisan. Selain itu, muntah, tubuh menggigil, dan naik turun emosi tanpa sebab juga menjadi tanda-tanda seseorang terserang Penyakit Hutan Hyasanur.
Sindhurdug sendiri dikenal sebagai salah satu destinasi subtropis paling terkenal di India. Kota ini terkenal karena pantai-pantainya yang indah, dan beberapa peninggalan sejarah dari kerajaan Hindu dan kolonial Inggris.
Â
Â
Virus Berpindah dari Hewan ke Manusia
Salah seorang pejabat setempat, Predeep Awate, mengatakan bahwa kawasan-kawasan yang berada di sekitar tiga desa tersebut telah diimbau waspada terhadap persebaran wabah virus.
"Kami telah memberi penyuluhan kepada masyarakat mengenai berbagai upaya pertolongan pertama untuk mengatasi serangan wabah Penyakit Hutan Kyasanur," jelasnya.
Setidaknya 50.000 warga telah mendapat vaksinasi sebagai upaya menghentikan persebaran virus terkait.
"Kami berupaya memvaksinasi 100.000 warga dalam jangka dua hari ke depan, terutama pada petani dan penggembala," lanjut Awate menjelaskan.
Penyakit Hutan Kyasanur, atau dikenal juga dengan nama demam uang, sebelumnya menyerang cukup banyak primata di Kota Sindhurdug. Puluhan monyet dilaporkan meninggal karena virus terkait selama kurang dari setahun terakhir.
Sebagai upaya penanganan kasus terkait, pemerintah negara bagian Maharasthra telah memproduksi sebuah jenis obat nyamuk – dikenal sebagai minyak dimethyl phthalate – dan mendistribusikannya ke masyarakat di Kota Sindhurdug dan sekitarnya.
Advertisement