Kemlu RI: Presiden Rusia Vladimir Putin Akan Berkunjung ke Indonesia

Menlu RI akan ke Rusia dengan sejumlah agenda, termasuk membahas rencana kunjungan Presiden Rusia, Vladimir Putin ke Indonesia.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 08 Mar 2018, 18:40 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2018, 18:40 WIB
Gedung Pancasila
Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri RI (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi akan melakukan kunjungan kerja ke Moskow, Rusia, guna membahas hubungan bilateral kedua negara dan mendulang dukungan demi memuluskan langkah Indonesia menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB.

Retno akan tiba di Moskow pada 12 Maret malam waktu setempat dan resmi memulai kunjungan kerja pada keesokan harinya.

"Di Moskow, Ibu Menlu akan melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov -- membalas lawatan Lavrov ke Jakarta Agustus 2017 silam," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir di Jakarta, Kamis (8/3/2018).

Arrmanatha menjelaskan, ada sejumlah agenda utama yang akan dibahas dalam pertemuan bilateral itu.

"Salah satu yang akan dibahas adalah persiapan kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Indonesia," kata sang jubir.

Isu lain yang akan dibahas adalah memperkuat kerja sama ekonomi.

"Termasuk pembahasan untuk mengupayakan Free Trade Agreement antara Indonesia dengan Eurasian Economic Union -- yang beranggotakan Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kirgiztan, dan Rusia," lanjut pria yang akrab disapa Tata.

Di sisi lain, pembahasan itu juga dilakukan demi semakin meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan Indonesia - Rusia yang kian bertumbuh setiap tahunnya.

Tahun 2017, neraca perdagangan Indonesia dan Rusia memiliki total US$ 2,5 miliar, setelah pada tahun 2016 lalu bernilai US$ 2,1 miliar.

Di antara negara-negara ASEAN, Indonesia merupakan trader terbesar bagi Rusia, dengan produk atau komoditas ungulan berupa teh, kopi, kelapa sawit, peralatan listrik, sepatu, dan pakaian.

Dari segi investasi, Rusia telah menanam modal ke Indonesia senilai US$ 4,7 juta pada periode Januari - Sepetember 2017.

Selain itu, kunjungan bilateral tersebut juga akan membahas mengenai fleksibilitas visa kunjungan bagi WNI ke Rusia, mengingat, pada 2017 lalu, sekitar 12.000 orang Indonesia berkunjung ke Negeri Beruang Merah.

Mencari Dukungan untuk Keanggotaan Tidak Tetap DK PBB

Menlu RI Retno Marsudi bersama dengan Sekjen PBB Antonio Guterres di Markas Besar PBB di New York (sumber: Kemlu RI)
Menlu RI Retno Marsudi bersama dengan Sekjen PBB Antonio Guterres di Markas Besar PBB di New York (sumber: Kemlu RI)

Juru Bicara Kemlu RI Arrmanatha Nasir juga menjelaskan bahwa kunjungan kerja Menlu Retno Marsudi ke Moskow juga dilakukan demi mendulang dukungan Rusia terkait pencalonan Indonesia menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB.

"Mengingat Rusia sebagai salah satu negara P5 atau Anggota Tetap DK PBB, maka Indonesia harus memanfaatkan lawatan ke Moskow nanti untuk menyatakan niat kita menjadi Anggota Tidak Tetap DK PBB," kata Arrmanatha.

Meski anggota tetap tidak bisa secara terbuka menyatakan dukungannya, tapi, Indonesia tetap berharap mendapat support 'di balik layar' dari Rusia -- demi memuluskan langkah kampanye keanggotaan tidak tetap RI.

"Indonesia kan harus mencari dukungan sebanyak-banyaknya dari anggota PBB. Termasuk Rusia yang menjadi Anggota Tetap DK PBB. Meski tidak bisa secara terbuka menyatakan dukungannya, kita berharap mendapat support dari Rusia. Di sisi lain, kita juga akan membahas rencana kita jika nantinya menjadi Anggota Tidak Tetap DK PBB," jelas Arrmanatha.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya