Liputan6.com, Jakarta - Untuk pertama kalinya dalam sejarah, 10 pesawat jet tempur dari Indonesia dan Singapura mengudara bersama membentuk formasi angka 50 dalam rangka memperingati 50 tahun hubungan bilateral di tahun 2017.
Kerja sama RI Singapura kembali membuat terobosan dengan melakukan Ekspedisi Laut Dalam antara Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan National University (NUS).
Sebagai bentuk kerja sama di bidang research & development serta mendorong people-to-people contact yang erat antara Indonesia dan Singapura, LIPI bersama NUS melakukan Ekspedisi Riset Kelautan bersama yang berjudul "RISING South Java Deep Sea Expedition"
Advertisement
Baca Juga
Kick Off Ekspedisi dilakukan di LIPI, Jakarta pada 23 Maret 2018 oleh Menristekdikti RI, Muhammad Nasir, Plt. Kepala LIPI, Bambang Subiyanto, Dubes RI untuk Singapura Ngurah Swajaya, Dubes Singapura untuk Indonesia Anil Kumar Nayar, serta Direktur Asia Tenggara, Denny Abdi, mewakili Menlu RI, demikian keterangan pers yang diterima Liputan6.com pada Minggu, (25/3/2018).
Ekspedisi yang menggunakan kapal Baruna Jaya VIII milik LIPI mulai berlayar selama 14 hari dan akan dimulai dari Selatan Selat Sunda menyusuri 29 titik di Selatan pulau Jawa hingga Selatan Cilacap, Jawa Tengah.
Ekspedisi akan difokuskan meneliti keanekaragaman hayati di laut dalam antara Palung Sunda dan Palung Jawa di kedalaman lebih dari 2000 meter yang selama ini belum pernah diteliti.
Sekitar 30 peniliti asal Pusat Penelitian Oseanografi LIPI serta Tropical Marine Science Institute dan Natural History Museum of Lee Kong Chian, National University (NUS) of Singapore terlibat dalam ekspedisi tersebut.
Secara garis besar, kegiatan ekspedisi akan dilakukan dalam dua tahap yaitu: kegiatan di atas kapal untuk pengambilan sampel dan kompilasi data, dilanjutkan dengan studi atas sampel yand didapat tersebut, keseluruhan waktu penelitian ini akan memakan waktu dua tahun dengan target hasil penelitian dibagikan dan diskusikan dalam bentuk lokakarya pada tahun 2020.
Diperkirakan penelitian akan menemukan berbagai spesies laut yang belum pernah teridentifikasi sebelumnya dan akan dimanfaatkan untuk kebutuhan ilmu pengetahuan dan untuk mengetahui berbagai jenis biota laut yang kemudian dapat dipergunakan untuk berbagai kegiatan ekonomi, termasuk kegiatan pencarian ikan di laut dalam, penambangan serta kegiatan lainnya yg dapat menunjang upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.
Selain itu, kerjasama Ekspedisi tersebut juga diharapkan dapat mendorong dan meningkatkan kapasitas peneliti-peneliti muda Indonesia dan Singapura di bidang biota laut.
Dubes RI Singapura, Ngurah Swajaya mengapresiasi kerjasama ini sebagai salah satu bentuk kerjasama bilateral dalam kerangka RISING (Republik Indonesia - Singapura) paska perayaan 50 Tahun hubungan bilateral tahun 2017.
Kerjasama ini juga untuk pertama kalinya dilaksanakan hanya melibatkan peneliti 2 negara ASEAN, tanpa melibatkan peneliti yang lazimnya selalu didominasi peneliti dari negara barat.
Kegiatan yang melibatkan peneliti muda di Selatan Jawa yang juga bagian dari Samudra Hindia merupakan wujud konkret dari kegiatan Indonesia dalam kerangka kerja sama IORA dan untuk merealisasikan visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.