Liputan6.com, Moskow - Sebuah rudal balistik antarbenua (Intercontinental Mallistic Missile/ICBM), Sarmat, yang jadi andalan Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah diluncurkan untuk kedua kalinya dalam rangka uji coba.
Fox News melaporkan, Kementerian Pertahanan Rusia merilis sebuah video yang menunjukkan Sarmat meledak secara spektakuler dari tempat peluncurannya di Plesetsk Cosmodrome -- fasilitas peluncuran angkasa luar yang terletak sekitar 800 km sebelah utara Moskow dan selatan Arkhangelsk.
Dalam rekaman yang beredar, terlihat rudal tersebut -- yang dijuluki "Satan 2" oleh NATO -- tampak meluncur dari tanah dan dalam hitungan detik melayang di udara. Namun itu hanya beberapa saat, karena akhirnya Sarmat gagal terbang.
Advertisement
Meski demikian, Vladimir Putin optimis Satan-2 tak tertandingi.
"Tidak ada sistem pertahanan yang mampu menahannya," tegas sang presiden dalam pidato kenegaraan pada awal Maret, seperti dikutip dari News.com.au, Sabtu (31/3/2018).
Rusia telah berusaha selama bertahun-tahun untuk mengembangkan ICBM terbaru yang bisa menggantikan Voyevoda, rudal rancangan Soviet sekaligus ICBM terberat di dunia yang dijuluki "Si Setan" oleh Barat. Voyevoda dikabarkan mampu membawa 10 hulu ledak nuklir, demikian menurut laporan Associated Press.
Vladimir Putin juga menyampaikan, rudal Sarmat sedang menjalani masa uji coba dan akan memulai debutnya pada bulan Desember 2018. Ia menjelaskan, Sarmat memiliki berat 220 ton dan jangkauan yang lebih tinggi dari Voyevoda, sehingga memungkinkannya untuk terbang di atas Kutub Utara dan Kutub Selatan.
Dia juga mengklaim, kecepatan Sarmat melebihi pendahulunya. Mustahil bagi musuh untuk mencegatnya di fase yang paling rentan setelah peluncuran. Selain itu, Sarmat mampu membawa lebih banyak hulu ledak nuklir ketimbang "Si Setan".
На космодроме #Плесецк проведены очередные бросковые испытания новой жидкостной #МБР тяжёлого класса #Сармат, которая заменит ракеты #Воевода pic.twitter.com/xedqG7106E
— Минобороны России (@mod_russia) March 30, 2018
Diproduksi Massal Pada 2020
Menurut EuroNews yang mengutip kantor berita Rusia, TASS, rudal Sarmat akan diproduksi massal pada 2020. Lalu diperkirakan akan beroperasi setahun setelahnya.
"Tidak ada yang mendengarkan kami sebelumnya. Sekarang, Anda paham siapa kami sebenarnya," ucap Vladimir Putin sesumbar terkait Sarmat.
Senjata baru lainnya yang dipaparkan Vladimir Putin saat pidato kenegaraan, yaitu Avangard, rudal hipersonik antarbenua yang kecepatan terbangnya setara 20 kali kecepatan suara dan menyerang sasarannya bak meteorit dan bola api.
Selain itu, ia juga menyebutkan mengenai kecanggihan pesawat tanpa awak (drone) bawah laut, yang dipersenjatai dengan hulu ledak nuklir. Drone ini diklaimnya cukup kuat menyapu pantai dan kapal induk.
Ia juga menyombongkan rudal jelajah bertenaga nuklir milik Rusia yang katanya kebal terhadap sistem pertahanan udara dan pertahanan rudal mana pun.
Advertisement