Liputan6.com, Kampala - Presiden Uganda, Yoweri Museveni, menegaskan bahwa ia melarang warganya untuk melakukan oral seks. Dalam sebuah pernyataan kepada awak media, ia mengatakan bahwa mulut manusia digunakan untuk makan, bukan untuk berhubungan badan.
Terkait dengan larangan ini, Presiden Museveni menyalahkan outsider (orang dari luar Uganda) yang mencoba meyakinkan rakyatnya untuk melakukan oral seks. Oleh sebab itu, ia mengeluarkan peringatan keras.
"Izinkan saya menyampaikan sesuatu melalui kesempatan ini, untuk memperingatkan warga secara terbuka mengenai kesalahan praktik-praktik yang dibawa dan dipromosikan oleh outsider. Salah satunya adalah oral seks. Mulut itu untuk makan, bukan untuk seks," ucapnya dalam sebuah konferensi pers, seperti dilansir Daily Mail, Rabu 18 April 2018.
Advertisement
"Kita seharusnya tahu bagaimana seks normal dilakukan, kita seharusnya tahu di mana 'tempat' untuk berhubungan badan," imbuhnya.
Museveni tidak mengklarifikasi siapa yang dimaksud "orang luar" ini, tapi banyak spekulasi muncul mengenai kelompok LGBT, mengingat Museveni telah menandatangani Undang-Undang Anti-Homoseksualitas (Anti-Homosexuality Act) pada tahun 2014.
Aturan tersebut melarang keras hubungan sesama jenis atau homoseksual di Uganda. Apabila ada warganya yang terbukti melakukan hubungan seks sesama jenis, termasuk oral seks, maka dia bisa dihukum penjara seumur hidup dan harus dikucilkan.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Oral Seks Sebabkan Cacingan
Museveni telah membuat sejumlah pernyataan kontroversial di masa lalu.
Setelah menandatangani undang-undang Undang-Undang Anti-Homoseksualitas, ia menyebut homoseksual sebagai "tentara bayaran" dan "pelacur" yang berperilaku gay demi mendapatkan uang.
Selain itu, Museveni juga menyebut bahwa oral seks dapat menyebabkan cacingan.
"Anda menempatkan mulut ke 'sana' dan cacing itu masuk ke perut Anda, karena mulut Anda berada di tempat yang salah," katanya.
Advertisement